SOLOPOS.COM - Banjir yang masih menggenang Kabupaten Kudus hingga Senin (2/1/2022). (Solopos.com-Dok Pemkab Kudus).

Solopos.com, KUDUS — Banjir yang melanda Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng), semakin meluas pada Senin (2/1/2023). Jika sebelumnya banjir hanya melanda 17 desa, kini sudah menggenangi 21 desa yang tersebar di lima kecamatan.

“Jika sebelumnya hanya empat kecamatan, yakni Kecamatan Jati, Undaan, Mejobo, dan Kaliwungu, hari ini [Senin] ada tambahan Kecamatan Jekulo,” kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Kudus, Munaji, Senin.

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Desa yang terdampak banjir di Kecamatan Jati, kata dia, tersebar di empat desa, meliputi Desa Jati Wetan, Desa Jetis Kapuan, Desa Tanjung Karang dan Desa Jati Kulon. Sedangkan di Kecamatan Undaan banjir tersebar di empat desa, yakni Desa Ngemplak, Desa Karang Rowo, Desa Wates, dan Desa Undaan Lor.

Kemudian, banjir juga terjadi di Kecamatan Mejobo yang tersebar di tujuh desa, yakni Desa Temulus, Mejobo, Payaman, Gulang, Hadiwarno, Kesambi, dan Kirig. Sementara di Kecamatan Kaliwungu mengakibatkan tiga desa terdampak banjir, meliputi Desa Setrokalangan, Kedungdowo dan Banget. Sedangkan di Kecamatan Jekulo tersebar di tiga desa, yakni Desa Bulungcangcangkring, Bulung Kulon, dan Sadang.

Akibat banjir tersebut, sebanyak 27.554 orang terdampak dan warga yang mengungsi juga bertambah menjadi 652 orang dari data sebelumnya 643 orang.

Ratusan warga yang mengungsi tersebut tersebar di sembilan tempat pengungsian yang disediakan pemerintah maupun masyarakat, antara lain Gedung DPRD Kudus, tempat ibadah, balai desa, gedung PKK, SD dan TPQ.

Sementara itu, Bupati Kudus, HM Hartopo, mengatakan curah hujan lebat yang masih mengguyur Kudus membuat debit air yang menggenangi permukiman warga tak kunjung surut.

“Tanggal 29 [Desember 2022] malam itu intensitas [hujan] mulai deras. Terminal induk mulai terlihat genangan air sekitar 20-40 cm. Karena masih terus hujan, hari berikutnya mulai ada yang mengungsi,” ujar Hartopo saat mengikuti strategi penanggulangan banjir di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Senin.

Hartopo pun menyampaikan permasalahan pada banjir kali ini adalah tingginya debit air. Ia pun berharap mendapatkan bantuan pompa tambahan untuk mengatasi banjir yang tak kunjung surut.

“Pompa ada dua tapi satu korsleting. Jadi perlu tambahan pompa. Kemudian, embung sama waduk kami hanya ada satu [Bendungan Logung]. Kemarin sudah direncanakan tapi belum terealisasi,” ujar Hartopo saat berdialog dengan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya