SOLOPOS.COM - Ilustrasi banjir. (Freepik.com)

Solopos.com, SEMARANG — Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Jawa Tengah (Jateng) mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang untuk memperbaiki sistem pengendalian sungai di wilayahnya. Hal tersebut disampaikan Kepala ORI Jateng, Siti Farida, menyusul terjadinya banjir bandang di kawasan Dinar Mas, Meteseh, Tembalang, Kota Semarang, akibat jebolnya tanggul Sungai Pengkol, Jumat (6/1/2023).

Farida menyebut masalah banjir di Semarang salah satu faktor penyebabnya adalah meluapnya aliran sungai. Selain Sungai Pengkol yang kerap menyebabkan banjir di Dinar Mas, Semarang juga memiliki permasalah banjir yang berasal dari aliran Sungai Plumbon di wilayah Mangkang.

Promosi BRI Perkuat Kolaborasi Strategis dengan Microsoft Dorong Inklusi Keuangan

Ombudsman, lanjut Farida, juga telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana terkait upaya pengendalian aliran sungai di Semarang. Perbaikan saat ini difokuskan pada sub sistem drainase.

“Yang kami petakan bersama BBWS Pemali-Juana adalah fokus di sub sistem drainase kawasan [sungai] yang tidak lancar. Air hujan yang tidak langsung tertampung di sungai-sungai utama itulah yang kerap mengakibatkan luapan air alias banjir,” tegas Farida, Jumat petang.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kota Semarang, Iswar Aminuddin, mengatakan banjir yang melanda kawasan Dinar Mas itu terjadi akibat jebolnya tanggul pembatas Sungai Pengkol yang berbatasan dengaan permukiman atau perumahan warga.

“Sekitar 50 kepala keluarga yang tinggal di Dinar Mas terdampak banjir. Sampai sekarang masih kami usahakan untuk evakuasi,” jelas pria yang juga menjabat sebagai Sekda Kota Semarang itu.

Iswar menambahkan, air yang masuk ke kawasan perumahan memiliku ketinggian yang bervariasi. Namun dari puluhan warga yang dievakuasi, ada satu orang yang meninggal dunia.

“Baru saja ada informasi yang masuk ada satu [orang] infonya meninggal. Identitasnya siapa, saya belum tahu,” ungkap Iswar.

Iswar mengakui jika Perumahan Dinar Mas sering menjadi karena kondisi tanah yang sudah tidak layak huni. Dinar Mas disebut Iswar berada di lokasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Babon dan Kali Pengkol sehingga saat hujan lebat selalu dilanda banjir.

“Sudah kita tawarkan berkali-kali untuk direlokasi, tapi warganya di sana tetap tidak mau,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya