Jateng
Senin, 21 Desember 2015 - 21:50 WIB

BANJIR KUDUS : Warga Diminta Buat Biopori untuk Minimalkan Genangan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - membuat biopori (ilustrasi/JIBI/dok)

Banjir Kudus sering terjadi pada musim hujan. Untuk itu warga diminta membuat biopori.

Kanalsemarang.com, KUDUS- Masyarakat Kabupaten Kudus, Jawa Tengah yang berada di daerah rawan genangan banjir diimbau membuat biopori atau sumur serapan guna mengurangi genangan banjir.

Advertisement

“Jika semua masyarakat juga serempak membuat biopori maupun sumur resapan, tentunya genangan banjir yang sering terjadi tidak berlangsung lama bisa surut,” kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kudus Bergas Catursasi Penanggungan di Kudus, Minggu (20/12/2015).

Menurut dia, masyarakat pantas mencobanya, khususnya di daerah rawan genangan banjir. Beberapa warga yang sudah mencoba membuat lubang biopori maupun sumur resapan di pekarangan rumahnya, kata dia, memang mulai merasakan bahwa air tidak langsung mengalir ke saluran pembuang, melainkan masuk ke dalam tanah.

Selain bermanfaat untuk mempercepat surutnya genangan banjir, kata dia, lubang biopori maupun sumur resapan juga bermanfaat untuk membuat cadangan air di dalam perut bumi.

Advertisement

Beberapa lokasi, kata dia, memang ada yang tidak cocok dibuatkan lubang biopori maupun sumur resapan karena lubang dengan kedalaman satu meteran terkadang sudah muncul air.

Apabila pembuatan lubang biopori maupun sumur resapan menjadi gerakan massal, dia yakin, masyarakat akan merasakan manfaatnya.

Untuk membuat gerakan massal pembuatan lubang biopori maupun sumur resapan, kata dia, perlu didukung SKPD terkait, seperti Kantor Lingkungan Hidup karena sebelumnya juga memiliki program pembuatan biopori.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kudus Mundir mengakui, sebelumnya memang ada program pembuatan biopori, namun adanya aturan soal dana hibah, maka program tersebut tidak lagi dilaksanakan.

“Kami mencoba mengalihkannya ke sekolah serta tempat-tempat yang memang dimiliki pemda sendiri,” ujarnya.

Kalaupun desa memiliki program pembuatan biopori, kata dia, LH Kudus siap memberikan pendampingan soal teknik pembuatannya.

Terkait dengan keterbatasan alat untuk membuat lubang biopori, kata dia, bisa mengajukan pinjaman alat ke Kantor LH Kudus maupun ke Kantor Kecamatan karena sembilan kecamatan yang ada sudah memiliki alat tersebut. Selain mencegah terjadinya genangan air, kata dia, lubang resapan biopori juga diyakini bisa menyuburkan tanah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif