SOLOPOS.COM - Ilustrasi mengemudi menerjang banjir (JIBI/Solopos/Antara/Andika Wahyu)

Banjir di tiga kelurahan Kota Semarang dikhawatirkan DPRD setempat bakal dipicu sedimentasi Sungai Beringin.

Semarangpos.com, SEMARANG —DPRD Kota Semarang mendesak dilakukan normalisasi Sungai Beringin yang dinilai rawan meluap karena tingginya sedimentasi. Bersama Sungai Plumbon, sungai yang berpotensi memicu banjir itu mengapit Kelurahan Mangkang Wetan, Mangunharjo, dan Mangkang Kulon, Kota Semarang.

Promosi BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran

“Sebenarnya, Pemerintah Kota Semarang sudah berupaya menormalisasi Sungai Beringin dan Sungai Plumbon yang mengapit tiga kelurahan,” kata Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang Kadarlusman di Semarang, Kamis (22/9/2016). Sayangnya, imbuh Pilus—sapaan akrab Kadarlusman, peralihan wewenang atas sungai itu ke pemerintah provinsi membuat proyek normalisasi yang sudah dianggarkan senilai Rp10 miliar tidak jadi dilakukan.

Saat ini, imbuh politikus PDI Perjuangan, mengatakan upaya yang bisa dilakukan Pemkot Semarang hanya mempercepat proses pembebasan lahan yang sebenarnya sudah mencapai sekitar 89%. “Kendalanya [normalisasi Sungai Beringin] memang pada pembebasan lahan. Kewenangan Pemkot Semarang hanya pembebasan lahan. Masih ada pemilik lahan yang susah dilacak,” katanya.

Menurut dia, kedua sungai besar, yakni Sungai Beringin dan Plumbon yang mengapit Kelurahan Mangkang Wetan, Mangunharjo, dan Mangkang Kulon, mengalami sedimentasi yang tinggi sehingga rawan meluap. “Kalau hujan lebat, dipastikan meluap yang menyebabkan banjir,” katanya.

Dengan peralihan kewenangan ke pemerintah provinsi, kata dia, Pemkot Semarang tidak bisa melakukan normalisasi, pelebaran atau pembuatan tanggul, maupun pembuatan jalur inspeksi di sungai itu. Sementara itu, curah hujan yang tinggi belakangan ini membuat warga yang tinggal di kawasan Mangkang Wetan resah karena tanggul Sungai Beringin belum diperbaiki pascajebol akibat diterjang luapan air.

“Hujan satu jam saja pasti banjir, ditambah tanggul jebol belum juga diperbaiki. Warga sini masih was-was dan waspada jika datang banjir lebih besar,” kata salah satu warga Mangkang Wetan, Sairon.

Untuk mengantisipasi luapan air yang lebih besar, warga sekitar memasang tanggul-tanggul sementara dari karung yang diisi pasir untuk menambal tanggul sungai yang jebol karena diterjang banjir. “Di RW 005 [Kelurahan Mangkang Wetan] ada sekitar 70 kepala keluarga yang minggu lalu [rumahnya] terendam banjir karena tanggul sungai jebol. Kami minta sungai segera dinormalisasi,” pungkasnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya