SOLOPOS.COM - Ilustrasi embung (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Banjir di Kota Semarang coba dicegah dinas pekerjaan umum setempat dengan pembuatan embung.

Semarangpos.com, SEMARANG — Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Semarang, Jawa Tengah merancang pembangunan embung untuk penangkal banjir dari bagian hulu Kota Atlas. Embung yang bakal ditempatkan di Semarang bagian atas itu rencananya mulai dibangun pada tahun anggaran 2019.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Sekarang ini [APBD 2017], kami belum menganggarkan. Akan tetapi, melihat perkembangan kawasan atas yang sering banjir, saya prihatin,” kata Kepala Dinas PU Kota Semarang Iswar Aminuddin di Semarang, Jumat (3/2/2017). Sesuai dengan kontur wilayah Kota Semarang yang berupa perbukitan dan pesisir, masyarakat membedakannya menjadi dua kawasan secara umum, yakni Semarang atas dan Semarang bawah.

Menurut Iswar, keberadaan embung di kawasan atas Semarang memang menjadi solusi untuk menanggulangi banjir secara komprehensif, selain normalisasi sungai di kawasan hilir. Manfaat lainnya, kata dia, pembangunan embung juga bisa menjadi penampung air untuk mencegah banjir di kawasan atas yang termasuk cekungan, seperti di Perumahan Dinar Indah.

“Mungkin pada tahun 2018 akan kami kaji ‘catchment area’ yang sudah terbangun. Artinya, daerah-daerah resapan yang sudah terbangun menjadi bangunan akan dicarikan solusinya,” katanya.

Berdasarkan hasil kajian tersebut, kata dia, nantinya bisa ditemukan solusi terbaik untuk mengatasi banjir di kawasan atas, tetapi keberadaan embung untuk menampung air tetap penting. “Pada tahun 2018 hingga 2019 kami akan lakukan kajian, sekaligus DED [detail engineering design]. Pada tahun 2019, akan kami mulai pembangunan untuk penanggulangan banjir di daerah atas,” pungkas Iswar.

Pentingnya embung di daerah atas, sebelumnya pernah disampaikan kalangan DPRD Kota Semarang untuk memaksimalkan penanggulangan banjir yang harus dilakukan dari hilir sampai hulu. “Banjir itu ‘kan persoalan yang kompleks. Harus diselesaikan mulai dari hulu ke hilir. Tidak cukup hanya dengan normalisasi sungai,” kata Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi.

Menurut politikus PDI Perjuangan itu, normalisasi sungai tetap harus dilakukan, tetapi harus ditindaklanjuti pembangunan embung penampung air di kawasan atas agar optimal. Bukan hanya di kawasan bawah, banjir juga terjadi di kawasan atas, seperti dialami warga Perumahan Dinar Indah RW 026, Tembalang, yang kerap banjir sampai 1 meter akibat luapan air Sungai Babon. Warga perumahan itu sempat pula mengadu ke DPRD Kota Semarang untuk meminta fasilitasi relokasi dan kebijakan dari perbankan mengenai keringanan kredit pemilikan rumah (KPR).

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya