SOLOPOS.COM - Ilustrasi pendidikan. (Solopos/Wishnu Paksa)

Solopos.com, BANYUMAS — Wakil Bupati (Wabup) Banyumas, Sadewo Tri Lastiono bersama dengan diaspora Banyumas membangun Panti Asuhan Nusantara di Jalan Kalibener, Purwokerto.

Nantinya, panti asuhan tersebut dikhususkan untuk anak-anak pintar dari keluarga miskin sehingga diharapkan bisa melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi.

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

Panti asuhan yang dikelola Yayasan Perjuangan Satria Nusantara ini akan merekrut siswa SMA/SMK yang pintar dari setiap kecamatan di Banyumas. Masing-masing satu orang, terutama yang berasal dari keluarga miskin.

Ia mengatakan anak-anak pintar tersebut akan dibiayai hingga lulus SMA/SMK. Banyak anak pintar pendidikannya terhenti hanya sampai tingkat SMA/SMK.
Bahkan jika benar-benar pintar tidak menutup kemungkinan akan dibiayai hingga sarjana (S1) maupun pascasarjana (S2).

“Saya bersama teman-teman diaspora Banyumas yang ada di Jakarta akan mendirikan Panti Asuhan Nusantara. Namun, ini di luar pemda [pemerintah daerah] ya,” kata Sadewo Tri Lastiono di sela pelepasan kegiatan jalan sehat dalam rangka Hari Pendidikan Nasional di halaman Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, seperti dikutip dari Antara, Minggu (21/5/2023).

Gagasan membangun Panti Asuhan Nusantara muncul karena wabup dan diaspora Banyumas di Jakarta mengakui banyak orang sukses yang berasal dari Banyumas, baik yang menjadi jenderal, pengusaha, birokrat, dan lain-lain.

Wabup mengaku telah berdiskusi dengan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas terkait dengan rencana untuk membantu satu anak pintar dari setiap kecamatan.

“Insya Allah tahun depan sudah mulai jalan karena bangunannya sedang dibangun di Jalan Kalibener, Purwokerto. Biaya pembelian lahan dan pembangunannya didanai teman-teman Diaspora Banyumas di Jakarta,” ucapnya.

Ia mengatakan selain pintar, siswa yang diterima dalam program Panti Asuhan Nusantara itu juga harus berakhlak baik.

“Karena kalau pintar, tapi akhlaknya kurang baik, ya percuma. Kalau enggak pintar, kalau kami sekolahkan mungkin cuma sampai SMA untuk bisa bekerja, misalnya diberi modal kambing,” katanya.

Menurut dia, pendidikan tidak menjamin kesuksesan tapi sangat mendukung kesuksesan. Sehingga anak-anak yang kurang pintar jangan dipaksakan sekolah terlalu tinggi. Sebaliknya, bisa juga diberi motivasi agar mampu berwiraswasta sesuai dengan bidang atau keterampilan masing-masing.

Sadewo memastikan dalam pengelolaan Panti Asuhan Nusantara itu, pihaknya tidak meminta sumbangan atau mengedarkan proposal.

“Tapi, kalau ada yang mau memberikan sumbangan, ya silakan,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya