Jateng
Rabu, 16 Juni 2021 - 02:05 WIB

Banyak RS di Semarang Dipenuh Pasien Covid-19

Newswire  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memberi penjelasan upaya pemkot mengantisipasi penyebaran covid-19 di Semarang, Minggu (15/3/2020). (Antara-Imanuel Citra Senjaya)

Solopos.com, SEMARANG — Keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19 di rumah sakit-rumah sakit Kota Semarang, Jawa Tengah, banyak yang sudah mencapai 100%. Kenyataan itu disampaikan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi terkait kondisi rumah sakit di ibu kota Jateng tersebut.

Meski begitu dia menyampaikan masyarakat tidak perlu terlalu risau. “Kalau kabar kalau rumah sakit penuh itu iya, tetapi kalau ketersediaan tempat tidur di tempat-tempat karantina tidak,” katanya di Semarang, Selasa (15/6/2021).

Advertisement

Baca Juga: 4 Zodiak Bermuka Dua sehingga Tak Bisa Dipercaya

Dari total 1.771 tempat tidur di seluruh rumah sakit dan tempat karantina di Kota Semarang, kata dia, tingkat keterisiaannya saat ini sudah mencapai 82 persen.

Menurut dia, meski terjadi kenaikan kasus Covid-19 selama dua pekan terakhir ini, angka kesembuhan di Kota Semarang juga cukup tinggi. “Kalau misalnya tempat karantina di rumah dinas Wali Kota penuh, besoknya pasti berkurang karena ada yang sembuh,” katanya.

Advertisement

Ia juga mengimbau pengelola rumah sakit untuk memindahkan pasien yang kondisinya sudah membaik ke tempat-tempat karantina demi  menambah ketersediaan tempat tidur. Wali Kota yang akrab disapa Hendi ini juga sudah menyiapkan alternatif untuk menambah tempat-tempat karantina.

3 Lokasi Alternatif

Ia menjelaskan setidaknya ada tiga lokasi yang disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19, seperti gedung asrama mahasiswa UIN Semarang, gedung milik salah satu gereja di kawasan Marina, serta bangunan sebuah rumah sakit yang sudah berdiri namun belum mengantongi izin operasional.

Ia meminta masyarakat meningkatkan kedisiplinan terhadap protokol kesehatan. “Mau varian baru atau varian lama, sama berbahayanya. Penyebarannya cepat. Semua harus lebih disiplin, lebih waspada, lebih ketat dalam protokol kesehatan,” tegas Hendrar Prihadi.

Advertisement

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif