SOLOPOS.COM - Siswa SMPN 4 Ambarawa saat membikin batik cap motif dari Patron Ambarawa Semarang. (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SEMARANG — Sebagai daerah yang strategis dan menjadikan basis pertahanan di masa penjajahan, Ambarawa menyimpan beragam peninggalan. Salah satunya batik Patron Ambarawa, batik yang sempat hilang jejaknya ketika masa penjajahan Jepang.

Kini batik Patron Ambarawa kembali dihidupkan lagi. Melalui komunitas Batik Patron Ambarawa dan dengan penemuan bekas pabrik dan alat produksinya di wilayah Gamblok, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang Jawa Tengah semakin membuat komunitas tersebut bersemangat.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Ketua Komunitas Batik Patron Ambarawa, Desideria Ari Nur Fitri, mengatakan adanya batik tersebut diketahui pada 2020.

“Saat itu sedang Covid-19 karena ada pembatasan kegiatan. Maka saya banyak membaca buku, apalagi setelah adanya informasi keberadaan Batik Patron Ambarawa, saya semakin tertantang untuk mengungkap sejarah ini,” ungkapnya saat peluncuran Batik Gripatwa Patron Ambarawa di SMP Negeri 4 Ambarawa, Minggu (28/5/2023).

Dari berbagai literasi, diketahui ada dokumentasi terkait Batik Patron Ambarawa di Museum Tropen Leiden Belanda.

“Pendokumentasian saat itu dilakukan pejabat dari Temanggung yang datang ke Ambarawa. Lalu dikerjakan di Belanda,” kata Deri, panggilannya.
Dari hasil penelurusan hingga saat ini, diketahui ada 87 motif Batik Patron Ambarawa.

“Itu ada yang motif utuh dan potongan, termasuk juga yang mengangkat cerita rakyat lokal. Ada sekira 15 motif yang bergambar naga atau baru klinting serta motif anggur yang merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di Ambarawa,” ungkap Deri.

Menurut Deri, Batik Patron Ambarawa memiliki potensi besar sebagai kerajinan khas karena sebagai batik klasik, motifnya tidak ditemukan di daerah lain.

“Kami sedang berjuang ke arah itu. Batik ini menjadi suvenir asli Kabupaten Semarang dan warisan budaya tak benda. Dengan menjadi suvenir, tentu batik ini semakin dikenal,” paparnya.

Meski begitu, dia mengakui ada tantangan terkait pengenalan Batik Patron Ambarawa.

“Sampai saat ini perajinnya hanya ada satu orang sehingga kami menggandeng sekolah agar semakin banyak yang tertarik, terutama untuk belajar produksi batik ini,” kata Deri.

Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, mengungkapkan akan mendorong dan mendukung Batik Patron Ambarawa sebagai suvenir wisata.

“Kami persiapkan sentra batik di wilayah Karangduren dibekas pasar. Selain itu juga ada pusat pelatihan agar siswa-siswa yang berkunjung semakin tertarik sehingga memiliki keahlian membatik,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya