Jateng
Kamis, 1 November 2018 - 13:50 WIB

Batik Tulis Pewarna Alami Bikinan Semarang Diburu Kolektor, Ini Kisaran Harganya...

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG — Batik tulis berbahan kain sutera yang dipulasi pola hias dengan pewarna alami makin diminati penggemar dan kolektor busana dalam beberapa tahun terakhir. Padahal, harga kain batik semacam itu terbilang mahal, bisa mencapai Rp15 juta/lembar.

Kepala Bagian Produksi Batik Semarang 16 Andi Nur Muhammad Ihsan menjelaskan segmen pasar eksklusif bahan pakaian itu menyasar kalangan pejabat dan pengusaha Indonesia yang menginginkan busana dengan motif unik. Menurut dia, harga batik tulis dengan pewarna alami berukuran 2,5 m2 itu mahal karena selain berbahan baku sutera, proses pewarnaannya juga butuh waktu lama, bisa sampai tiga hingga empat kali pencelupan.

Advertisement

Kain suteranya pun, sambung Ihsan, khusus diproduksi dengan alat tenun bukan mesin (ATBM), bukan oleh mesin seperti kain sutera yang banyak beredar di pasar. “Pembatikannya butuh waktu lama. Satu lembar kain butuh waktu dua pekan, bahkan kadang lebih untuk motif-motif tertentu dengan kerumitan tinggi,” katanya di Semarang, Rabu (31/10/2018).

Oleh karena itu, Ihsan menganggap wajar bila batik tulis berbahan sutera dengan pewarna alami itu harganya dipatok Rp8 juta hingga Rp15 juta/lembar. Khusus yang berharga Rp15 juta/lembar, katanya, pembuatannya butuh waktu hingga tiga bulan. “Meskipun mahal, batik tulis berbahan sutera dan pewarna alami tersebut tetap diburu kalangan menengah atas,” katanya.

Ia menambahkan untuk batik tulis berbahan katun dan pewarna alami harganya di bawah Rp5 juta. Bahan untuk pewarna alami diperoleh dari akar, kulit, dan daun tanaman, seperti pohon pisang dan kulit kayu tertentu. “Pewarna alami ini menampakkan keunikan pada penampakannya, yakni terlihat lebih kusam, tapi tetap menarik,” katanya.

Advertisement

Batik Semarang 16 yang karya kreatifnya menyebar ke berbagai penggemar dan kolektor batik tersebut pada November 2018 akan melakukan ekspor perdana ke Hamburg, Jerman. “Yang kita ekspor bukan hanya batik tulis, ada pula batik cap,” katanya.

Batik Semarang 16 setiap hari memproduksi sekitar 20 lembar kain batik cap, sedangkan batik tulis sekitar 10 lembar/bulan.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif