SOLOPOS.COM - Salah satu bagian konstruksi Bendungan Bener di Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. (Twitter Wadas Melawan)

Solopos.com, PURWOREJO — Desa Wadas di Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jwa Tengah, diproyeksikan sebagai tambang batu andesit. Batuan tersebut dianggap sebagai harta karun yang banyak ditemukan di kawasan tersebut untuk mendukung proyek Bendungan Bener di Purworejo.

Proyek strategis nasional bernilai Rp2,06 triliun itu mestinya dimulai pada 2018. Dalam proyek ini, wilayah Desa Wadas akan dijadikan tambang batu andesit untuk mendukung proyek tersebut. Namun, upaya menambang batu andesit di wilayah tersebut mendapat perlawanan dari warga. Mereka bersikukuh melawan tidak ingin tanah surga yang selama ini mencukupi kebutuhan hidup digantikan dengan tambang yang berpotensi merusak lingkungan.

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

Jika melihat kontur tanahnya, kawasan Bendungan Bener di Purworejo itu mirip dengan kawasan Waduk Jlantah di Jatiyoso, Karanganyar dan Bendungan Gondang di Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar. Pembangunan kedua waduk di Karanganyar itu pun tidak memerlukan batu andesit. Lantas, apa manfaat batu andesit yang hendak ditambang di Desa Wadas Purworejo?

Baca juga: Tanah Surga di Bumi Wadas Purworejo Terancam Sirna

Dilansir dari berbagai sumber, Kamis (10/2/2022), batu andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik, ekstrutif, komposisi menengah, dengan tekstur afanitik hingga porfirtik.

Dalam pengertian umum, batu andesit adalah jenis peralihan antara basal dan dasit dengan rentan silikon dioksida (SiO2) sekitar 57-63 persen. Susunan  mineralnya didominasi  plagioklas, ditambah piroksen dan hornblende. Kemudian ada juga magnetit, zirkon, apatit, ilmenit, biotit dan garnet yang merupakan mineral aksesori umum. Ada juga kandungan feldspar dalam jumlah kecil.

Baca juga: Apa Itu Batuan Andesit, Harta Karun Desa Wadas Purworejo?

Tambang Batu Andesit

Pada umumnya, batu andesit umumnya ditemukan pada lingkungan subduksi tektonik di wilayah perbatasan lautan, seperti pantai barat Amerika Selatan dan daerah-daerah dengan aktivitas vulkanik yang tinggi, seperti di Indonesia.

Seperti yang sudah diberitakan Solopos.com sebelumnya, kawasan pantai selatan Jawa Tengah merupakan tempat aktivitas geologi hingga akhirnya membentuk Pulau Jawa hingga sekarang. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ditemukan bebatuan basal hingga andesit di kawasan selatan Jawa Tengah, salah satunya di Kecamatan Beres yang terbentuk dari aktivitas vulkanik gunung purba.

Konon, batu andesit digunakan oleh masyarakat zaman prasejarah untuk material-material membuat perkakas, seperti sarkofagus, punden berundak, lumpang batu, meja batu, arca  dan masih banyak lagi. Di zaman sekarang, batu andesit masih digunakan sebagai material untuk membuat nisan kuburan orang-orang Tionghoa, cobek, lumpang jamu, cungkup/kap lampu taman dan arca-arca untuk hiasan.

Baca juga: DPRD Solo Temukan 48 Kesalahan Pemasangan Batu Andesit di Koridor Jensud

Sementara itu, peneliti geologi di Pusat Riset Oseanografi – BRIN, Yunia Witasari mengatakan bahwa masyarakat Desa Wadas sudah melakukan kegiatan pertambangan batu andesit sejak lama. Menurutnya, ada kemungkinan sekarang ini ditemukan lagi letak batu andesit di desa itu yang bagus untuk ditambang.

Dia juga mengatakan bahwa banyak sekali lokasi yang mengandung batu andesit di Indonesia. Sebab di Indonesia, khususnya Pulau Jawa yang banyak dijumpai gunung berapi dan hingga kini masih aktif. Secara nilai, batuan andesit ini bernilai tinggi karna biasa digunakan sebagai bahan baku fondasi bangunan, agregat beton, ubin lantai dan dinding.

Baca juga: Tak Hanya Batu Andesit, Ini “Harta Karun” Desa Wadas Purworejo Lainnya

Proyek Bendungan Bener

Terkait dengan proyek strategi nasional di Bendugan Bener, nantinya batu andesit yang ditemukan akan digunakan untuk merealisasikan pembangunan Bendungan Wadas. Dilansir dari Bisnis.com, proyek pembangunan Bendungan Bener yang termasuk dalam proyek strategi nasional ini bernilai Rp2,06 triliun yang dananya diperoleh dari APBN dan APBD.

Mengutip dari KPPIP, Bendungan Bener ini direncanakan akan memiliki kapasitas sebesar 100,94 meter kubik yang diharapkan dapat mengairi lahan seluas 15,069 hektar (Ha), mengurangi debit banjir sebesar 210 meter kubik per detik, menyediakan pasokan air baku sebesar 1,60 meter kubik dan mengasilkan listrik sebesar 6 MW.

Sementara lingkup area pembangunan Bangunan Bener ini memakan lahan seluas 462,22 Ha atau meliputi 3.483 bidang. Dengan cakupan tersebut, bendungan tersebut akan membentang dari Kabuaten Purworejo hingga Kabuaten Wonosobo yang spesifik berada di Desa Wadas, Guntur,Ngaris, Limbangan, Perhutani, Karangsari, Bener, Kemiri, Burat, dan Gadingrejo.

Baca juga: Kapolda Jateng Beberkan Alasan Tangkap Puluhan Warga Wadas Purworejo

Kementrian Pengerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam hal ini menargetkan bahwa bendungan ini akan menjadi bendungan tertinggi di Indonesia dan kedua di Asia Tenggara. Berdasarkan SK Gubernur Jawa Tengah Nomor 509/41/2018, Desa Wadas ditetapkan sebagai lokasi penambangan batuan andesit material pembangunan proyek Bendungan Bener.

Sementara itu terkait dengan penolakan warga atas proyek Bendungan Bener ini juga terkait dengan 27 sumber air yang terancam keberadaannya akibat proyek tersebut.  Dengan adanya proyek tersebut, dikawatirkan akan berpotensi merusak lahan warga Desa Wadas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya