SOLOPOS.COM - Penampilan grup musik asal Belanda, Odelion Orchestra yang memukau penonton di Recital Hall Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Kamis (22/6/2023). (Istimewa)

Solopos.com, SALATIGA — Odelion Orchestra, grup musik asal Belanda berhasil memukau penonton dengan aransemen lagu Bengawan Solo di Recital Hall Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Kamis (22/6/2023) malam.

Tampil dengan formasi lengkap orkestra yang dipimpin oleh Margriet Sjoerdsma ini sanggup membius penonton yang hadir selama 90 menit. Odelion Orchestra Sering dikenal sebagai ‘Mutiara dari Belanda’.

Odelion Orchestra terdiri atas Margriet Sjoerdsma (vocals, compositions, arrangements), Jeroen van Vliet (piano), Vera van der Bie (violin, vocals), Rani Kumar (viola, vocals), Annie Tångberg (cello, vocals), Maurits Woudenberg (trombone), Pablo Martínez (bass trombone), dan Romain Bly (french horn & trumpet).

Odelion Orchestra mewujudkan perpaduan unik dan eklektik dari dark pop, folk, music klasik, dan jazz yang intim atas inspirasi seniman Skandinavia. Margriet Sjoerdsma mendapatkan inspirasinya setelah menyendiri di sebuah pondok di Norwegia selama tiga bulan.

Selama menetap di Norwegia itu, telah menginspirasinya menghasilkan lagu-lagu baru dengan tema personal namun sekaligus universal. Hal itu misalnya keluarga, akar budaya, cinta kasih, dan pengampunan.

“Kami sangat senang bisa hadir di sini. Kami merasa sangat tersentuh dengan sambutan hangat yang diberikan,” ungkap Margriet Sjoerdsma menyapa penonton yang hadir.

Sajian musik semalam menyajikan kurang lebih 16 repertoar yang sebagian besar merupakan karya Margriet Sjoerdsma dan beberapa repertoar yang terinspirasi elemen musikal di Indonesia. Semuanya disajikan dengan melodi indah dan harmonis serta plot twist tidak terduga.

Lagu Bengawan Solo diangkat sebagai highlight kedatangan Odelion Orchestra yang memberikan pengalaman musik yang membekas bagi sivitas UKSW dan masyarakat umum yang hadir. Repertoar ini menjadi salah satu repertoar penting untuk menjalin hubungan saling pengertian antar negara Indonesia dan Belanda.

Selain lagu Bengawan Solo, lagu Komang ciptaan Raim Laode tak luput dari sajian orkestra yang membuat adrenalin penonton kian memuncak dengan pengalaman emosional yang intens. Penonton pun turut menyanyikan lagu yang sudah digubah grup yang dianugerahi Edison Audience Award Jazz atas Album Northern Lights yang diproduksi tahun 2021 ini.

Sajian repertoar lain yang disuguhkan adalah Ghosttown, Won’t Be Coming Home, Three Stars, Getting Stuck, Blue Eyed Boy, Enslaved to the Grave, The Poet, Northern Lights, Take My Time and Count the Days, Lying Hearts, The Shape of a Heart, To Be Higher, Forgiveness, dan Brambles and Thorns.

Ketua Program Studi (Kaprodi) Seni Musik, Dr. Rachel Mediana Untung, mengungkapkan perasaan gembiranya atas kedatangan Odelion Orchestra di UKSW.

“Ini merupakan privilege bagi kami karena musisi besar dapat hadir di Salatiga, khususnya di UKSW. Kedatangan mereka semakin memperkaya profil lulusan kami. Sebab mereka akan membawa pengalaman ini kelak,” terangnya.

Ia menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan jalinan kerja sama Prodi Seni Musik FBS dengan Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis di bawah naungan Kedutaan Besar Belanda di Jakarta, Indonesia sejak kurang lebih 17 tahun lalu.

Sehari sebelumnya, Rabu (21/6/2023) juga diadakan workshop dan master class bagi dosen dan mahasiswa Seni Musik. Dalam workshop itu, Odelion Orchestra berbagi pengalamannya yang dilanjutkan dengan master class biola, biola alto, ansambel tiup dan vokal.

“Dalam master class ini, disiapkan repertoar yang akan dinyanyikan dan dimainkan oleh mahasiswa. Kemudian para pelatih akan memberikan masukan terhadap penampilan mereka. Sesi ini ditutup dengan jamming session. Inilah kolaborasi yang akan memperkaya pengalaman mahasiswa dengan musisi internasional,” imbuhnya.

Dekan FBS, Drs. Agastya Rama Listya, menyambut hangat musisi yang hanya hadir di 3 kota di Indonesia yaitu Salatiga, Bandung, dan Jakarta ini.

“Kami merasa sangat beruntung Odelion Orchestra dapat hadir di Salatiga. Kami harap semua akan pulang dengan sukacita dan gembira,” ungkapnya.

Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Kewirausahaan (RIK), Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, berharap kerja sama dengan Erasmus Huis dapat diperkuat dengan hadirnya musisi-musisi lain di UKSW.

Kedutaan Besar Belanda, Andriana Marantika Silooy, juga mengungkapkan bahwa mereka sangat senang dapat datang ke Salatiga. Ia mengatakan antusias orang-orang di Salatiga sangat besar untuk menyaksikan pertunjukan ini.

Salah seorang penonton yang hadir, Tri Artiningsih, warga asal Tegalrejo, Salatiga, mengaku senang bisa menyaksikan penampilan musik ini.

“Kami sangat mengapresiasi UKSW yang memfasilitasi masyarakat umum untuk mengetahui banyak lagu dan musisi di luar sana. Penampilannya yang luar biasa dan sangat tidak membosankan,” bebernya.

Penonton lainnya, Inggrid Anastasia Noya, mahasiswa Prodi Seni Musik, mengaku sangat menikmati alunan musik Ordelion Orchestra.

“Sebagai mahasiswa seni musik saya sangat senang menikmati alunan musik dan penampilan mereka. Lagu yang dibawakan sangat menggugah perasaan apalagi saat mereka menyanyikan lagu Indonesia,” ujar mahasiswa asal Maluku ini.

Rekomendasi
Berita Lainnya