SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengisian bahan bakar minyak jenis Premium di SPBU. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

BBM baru Pertamina, yakni Pertalite, telah mampu menggerus pasar Premium.

Semarangpos.com, SEMARANG — PT Pertamina Marketing Operation Region IV Jawa Tengah-DIY menyatakan konsumsi bahan bakar minyak jenis Premium terus menurun seiring dengan semakin banyaknya masyarakat yang ingin menggunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis baru dengan oktan lebih tinggi, Pertalite, yang memiliki research octane number (RON) 90.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

“Masyarakat mulai meminati bahan bakar dengan ron 90. Dari Pertamina sendiri hanya ingin memberikan layanan terbaik, jangan sampai masyarakatnya sudah ingin ron 90 tetapi kami tidak menyediakan,” kata Retail Fuel Marketing Pertamina MOR IV Umar Chotib pada peringatan Hari Pelanggan Nasional di Semarang, Minggu (4/9/2016).

Pada dasarnya, Pertamina tidak mengurangi penyaluran Premium di pasaran. Meski demikian, jika konsumsi Pertalite dan Pertamax meningkat, maka volume konsumsi Premium otomatis menurun. “Kondisi ini memang alami, penurunan volume konsumsi Premium ini berkurang dengan sendirinya,” katanya.

Dia mengakui jika dibandingkan dengan bulan Juli 2016 lalu, konsumsi Premium mengalami penurunan antara 3.000 kl/hari -4.000 kl/hari. Jika pada Juli lalu konsumsi masih di kisaran 9.000 kl/hari, untuk saat ini turun menjadi 5.000 kl/hari.

Dia mengatakan dari total 776 SPBU di Jateng-DIY, jumlah SPBU di wilayah Jateng-DIY yang sudah tidak lagi menjual Premium kini mencapai 44 SPBU. Terkait dengan kenaikan volume konsumsi BBM baru Pertalite dan Pertamax tersebut, sebagai perincian jika pada Juli 2016 lalu volume Pertalite sekitar 1.200 kl/hari, saat ini di kisaran 3.200 kl/hari-3.800 kl/hari.

“Jadi ada kenaikan hingga 200% untuk konsumsi Pertalite,” simpulnya.

Untuk volume konsumsi Pertamax dari sekitar 1.800 kl/hari pada Juli 2016, saat ini volume konsumsinya mencapai 2.500 kl/hari. “Untuk Pertamax ini peningkatannya sekitar 30%, sehingga wajar jika volume konsumsi Premium turun,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya