Solopos.com, PURWODADI — Seorang ibu di Kecamatan Pulokulon mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri memakan mie goreng yang sudah dicampur dengan pestisida dan racun tikus, Jumat (27/5/2022).
Mirisnya, ibu bernisial L, 34 tahun saat melakukan hal tersebut mengajak kedua anaknya yang masih kecil, yakni T, 10 tahun dan adiknya A berusia 5 tahun.
Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun
Saat ditemukan warga sekitar lokasi kejadian, sang ibu L ditemukan dalam kondisi tengkurap di atas kasur. Sementara di sebelahnya dua bocah dalam kondisi mengenaskan.
Sang ibu, L saat ditemukan kondisinya sudah meninggal dunia, sedangkan kedua anaknya dalam kondisi kritis dan dari mulut mereka mengeluarkan busa.
Warga yang mengetahui kejadian tersebut kemudian melaporkannya ke Polsek Panunggalan. Sementara kedua anak korban sempat dibawa ke Puskesmas Pulokulon kemudian dirujuk ke RSUD dr. R Soedjati Purwodadi.
Baca juga: Keterlaluan! Selama 7 Tahun, Pria di Banjarnegara Rudapaksa Anak Tiri
Kapolsek Panunggalan AKP I Ketut Sudhiarta bersama anggota, Tim Inafis serta anggota Sat Reskrim Polres Grobogan kemudian mendatangi lokasi kejadian.
Polisi kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ibu bunuh diri mengajak kedua anaknya. Mengumpulkan barang bukti dan meminta keterangan sejumlah saksi.
Kapolres Grobogan AKBP Benny Setyowadi menjelaskan, dalam kejadian tersebut sang ibu, L meninggal dunia. Sedang dua anaknya dibawa warga ke RSUD Purwodadi.
“Kondisi kedua anak korban masih dalam penanganan dokter, semoga bisa diselamatkan. Sehingga bisa membuat terang kasus ini,” jelas Kapolres Grobogan kepada wartawan, Jumat (27/5/2022).
Baca juga: Miris! Seorang Ibu di Pulokulon Bunuh Diri Ajak Dua Anaknya
Dari hasil pemeriksaan dan olah tempat kejadian perkara, Kapolres mengatakan ditemukan mie ayam yang diduga sudah dicampur racun tikus dan pestisida.
“Dugaan sementara yang bersangkutan melakukan bunuh diri dengan ditemukannya mie ayam yang dicampur dengan racun tikus,” jelas Kapolres Grobogan.
Kapolres AKBP Benny Setyowadi berharap penanganan yang dilakukan dokter bisa menyelamatkan nyawa kedua anak korban sehingga nantinya bisa membantu penanganan kasus tersebut.
“
Peringatan. Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapa pun untuk melakukan tindakan serupa.
Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, atau pun klinik kesehatan mental.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecenderungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di puskesmas atau rumah sakit terdekat.
Berikut lima rumah sakit juga disiagakan Kementerian Kesehatan untuk melayani panggilan telepon konseling pencegahan:
RSJ Amino Gondohutomo Semarang (024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor (0251) 8324024, 8324025, 8320467
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta (021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang (0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang (0341) 423444
Ada pula nomor hotline Halo Kemenkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan, 24 jam.”