SOLOPOS.COM - Pedagang bendera musiman asal Garut, Asep saat menunjukkan barang dagangannya yang tersisa banyak menjelang hari kemerdekaan Republik Indonesia (9/8/2023). (Solopos.com/Hawin Alaina

Solopos.com, UNGARAN–Gempuran online shop dan kebiasaan masyarakat yang saat ini gemar berbelanja online membuat pedagang bendera musiman mengeluh sepinya pembeli menjelang hari kemerdekaan. Hal itu seperti yang dialami Asep, warga asal Garut, Jawa Barat, yang berjualan di depan Pasar Pon Ambarawa.

Menurutnya tahun ini pembeli bendera di lapaknya sepi jika dibandingkan tahun 2022. Bahkan penghasilannya turun drastis. Asep menduga sepinya pembeli tahun ini karena masyarakat sudah beralih ke belanja online.

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

“Penghasilan turun drastis, untuk sekadar ongkos makan dan kebutuhan sehari-hari di sini saja mepet. Kemungkinan ini karena masyarakat sudah beralih beli di online, kan lebih mudah dan tidak harus keluar rumah,” ungkap Asep saat ditemui Solopos.com pada Rabu (9/8/2023).

Kondisi sepi pembeli tersebut, kata Asep, tidak hanya dialami dirinya saja sebagai pedagang bendera musiman di Ambarawa. Namun temannya yang lain juga merasakan hal yang sama. Bahkan beberapa teman Asep dari Garut terpaksa pulang lebih awal. Awalnya dirinya datang bersama temannya satu kampung untuk berjualan di sekitar Kabupaten Semarang, saat ini ada tiga orang yang pulang lebih dulu.

“Tiga teman pulang lebih dulu karena sekarang pembeli sedikit. Jadi mereka memutuskan untuk pulang,” bebernya.

Menurutnya tahun lalu dirinya bisa menjual sembilan dari sepuluh karung bendera dan umbul-umbul. Namun sekarang hingga saat ini dari sepuluh karung yang dia bawa masih tersisa tujuh karung.

“Ini memang lebih sepi dibandingkan dengan tahun lalu. Ini saja masih menumpuk barang-barangnya masih belum ada yang laku. Penurunan sekitar 50 persen,” jelasnya.

Biasanya para pembeli mulai ramai di sekitar tanggal 10 Agustus hingga tanggal 16 Agustus. Sedangkan saat ini dari dua pekan lalu masih belum banyak yang membeli.  “Kalau tahun lalu dari pertama jualan awal Agustus hingga tanggal 10 Agustus sudah banyak yang membeli. Sekarang masih banyak yang kosong. Kalau seperti ini terus saya juga akan pulang lebih awal,” ungkapnya.

Asep menyebut, barang yang paling banyak diminati pembeli adalah umbul-umbul dan bendera berukuran sedang yang biasanya dipasang di depan rumah. Harganya pun bervariasi sesuai dengan model dan ukuran.

“Kisaran harga mulai dari Rp5.000 hingga Rp50.000. Tapi kalau ditanya sudah dapat pendapatan berapa dan habisnya berapa tidak bisa menjawab karena tidak menentu, ” jelasnya.

Menurutnya pendapatan masih bisa diatasi agar tidak merugi. Namun untuk ongkos operasional sangat dirasa penurunannya dan membuat rugi penjual.

“Jika tahun lalu untung Rp3.000 itu mudah didapat, tapi sekarang untung Rp1.500 susah sekali. Karena pembeli pun nawarnya parah hampir setengah harga,” tandas Asep.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya