Bencana alam Jateng, yakni tanah longsor yang melanda sejumlah desa di Purworejo, sulit ditangani.
Semarangpos.com, SEMARANG – Badan SAR Nasional (Basarnas) Kantor SAR Semarang mengaku tim SAR gabungan cukup kesulitan melakukan evakuasi terhadap korban bencana tanah longsor yang melanda sejumlah desa di Purworejo. Kendala tersebut tak lain karena kurangnya fasilitas alat berat.
Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024
Hal ini diungkapkan Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang, Agus Haryono, melalui siaran pers yang diterima juga oleh Semarangpos.com, Senin (20/6/2016). Agus mengaku sejak Senin pagi hingga menjelang sore alat berat yang digunakan tim penyelamat baru satu unit.
“Hambatan yang kami alami dalam proses pencarian hari ini [Senin] adalah kurangnya alat berat untuk melakukan penggalian, karena dengan manual pasti akan berjalan lama. Selain itu, juga alat penyemprot air juga kurang,” terang Agus.
Meski demikian, kekurangan alat berat ini seperti sudah terselesaikan. Kondisi ini tak lain karena jelang sore sudah ada tambahan dua unit alat berat yang baru didatangkan. “Dengan adanya tambahan dua unit lagi, semoga besok [Selasa, 21 Juni2016], kami bisa mendapatkan hasil yang maksimal,” imbuh Agus.
Pada pencarian Senin ini, tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi tujuh korban baru yang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Ketujuh korban yang ditemukan itu satu berasal dari Desa Caok Karangrejo Loano, yakni Setyowati, 14. Sementara enam korban lainnya ditemukan di Donorati, yakni Syifa, 14, Desti, 8, Panu, 10, Misinah, 35, Rendra, 8, dan satu korban yang belum diketahu identitasnya di Donorati.
Dengan ditemukannya tujuh korban baru itu, praktis sudah ada 43 korban yang terdata oleh Basarnas Kantor SAR Semarang. Dari 43 korban itu, 13 di antaranya masih dalam pencarian.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya