SOLOPOS.COM - Beberapa Warga Keprabon, Karangpandan, sedang bergotong royong membersihkan longsoran tanah yang hampir menimpa rumah warga, Minggu (16/11/2014). Kejadian tersebut terjadi karena tembok penyangga talut tak mampu menahan tanah dan air hujan. (Bayu Jatmiko/JIBI/Solopos)

Beberapa Warga Keprabon, Karangpandan, sedang bergotong royong membersihkan longsoran tanah yang hampir menimpa rumah warga, Minggu (16/11/2014). Kejadian tersebut terjadi karena tembok penyangga talut tak mampu menahan tanah dan air hujan. (Bayu Jatmiko/JIBI/Solopos)

Ilustrasi longsor (Bayu Jatmiko/JIBI/Solopos)

Kanalsemarang.com, BANJARNEGARA—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Jawa Tengah, menyatakan bahwa kerugian sementara akibat bencana tanah longsor yang melanda kabupaten itu pada tanggal 4-5 Desember 2014 mencapai Rp264 juta.

Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

“Jumlah kerugian tersebut berdasarkan pendataan sementara yang kami lakukan di 25 titik longsor yang tersebar di delapan desa dari enam kecamatan. Untuk desa lainnya masih dalam pendataan,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara Catur Subandrio seperti dikutip Antara, Jumat (5/12/2014)

Berdasarkan pendataan sementara tersebut, kata dia, diketahui sebanyak satu rumah warga di Desa Paweden, Kecamatan Karangkobar, dan satu rumah di Desa Suwidak, Kecamatan Wanayasa, mengalami kerusakan berat karena roboh akibat terkena longsor.

Selain itu, lanjut dia, sebanyak lima rumah warga mengalami kerusakan sedang, 11 rumah rusak ringan, dan delapan rumah terancam longsor.

“Rumah-rumah yang rusak sedang, rusak ringan, dan terancam longsor itu tersebar di beberapa desa, antara lain Pagerpelah, Sijeruk, dan Dawuhan,” jelas Catur didampingi stafnya, Andry Sulistyo.

Akibat bencana tanah longsor itu, kata dia, sebanyak lima keluarga terpaksa mengungsi, yakni satu keluarga dari Desa Paweden dan satu keluarga dari Desa Suwidak karena rumahnya roboh serta tiga keluarga dari Desa Sijeruk, Kecamatan Banjarmangu, karena rumahnya terancam longsor.

Menurut dia, bencana tanah longsor juga merusak sejumlah infrastruktur berupa jalan desa, jalan kabupaten, dan jalan provinsi di tujuh titik.

Terkait kejadian tersebut, dia mengatakan bahwa BPBD Banjarnegara terus melakukan pendataan, pembersihan lokasi longsor, berkoordinasi dengan dinas terkait, dan memberikan sosialisasi pada masyarakat daerah rawan bencana.

“Saat ini Posko (Pos Komando) BPBD telah diaktifkan selama 24 jam,” katanya.

Ia mengatakan bahwa hal itu dilakukan karena Banjarnegara merupakan daerah rawan bencana tanah longsor.

Menurut dia, bencana tanah longsor yang terjadi pada tanggal 4-5 Desember itu melanda Desa Pagerpelah, Slatri, dan Paweden, Kecamatan Karangkobar, Suwidak, Bantar, dan Dawuhan, Kecamatan Wanayasa, Desa Paseh, Prendengan, Beji, dan Sijeruk, Kecamatan Banjarmangu, Desa Clapar, Kecamatan Madukara, Desa Bojanegara, Kecamatan Sigaluh, dan Desa Bondolharjo, Kecamatan Punggelan.

“Akan tetapi, pendataan terkait kerusakan dan jumlah kerugian tersebut masih bersifat sementara,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya