Jateng
Senin, 21 November 2016 - 10:50 WIB

BENCANA JATENG : KAI Semarang Awasi 12 Lokasi Rawan Bencana

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemeriksaan rel kereta api oleh polisi. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Bencana yang mungkin terjadi di wilayah KAI Semarang, Jateng, didata.

Semarangpos.com, SEMARANG — PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daops) IV Semarang, Jawa Tengah (Jateng) memdeteksi 12 lokasi yang dinilai rawan bencana. Ke-12 titik potensial bencana di Jateng itu dicermati KAI Daops IV Semarang karena jika benar terjadi bencana, maka dikhawatirkan bisa mempengaruhi perjalanan kereta api.

Advertisement

“Ada 12 titik rawan bencana, yakni banjir, tanah ambles, dan tanah longsor yang sudah kami petakan dan antisipasi,” kata Kepala Humas PT KAI Daops IV Semarang Edy Kuswoyo di Semarang, Sabtu (19/11/2016).

Untuk titik rawan banjir, kata dia, terdapat sembilan titik yang tersebar di Petarukan, Kahuripan, Kalibodri, Kaliwungu, Poncol, Gubug, Karangjati, Gambringan, dan Randublatung. Sedangkan, titik rawan tanah ambles terpetakan hanya berada di satu lokasi, yakni Gambringan, sementara itu titik rawan tanah longsor terdapat di dua lokasi, yakni Kahuripan dan Weleri.

Menurut dia, antisipasi terhadap bencana alam sudah dilakukan dengan kesiapan posko AMUS (alat material untuk siaga) yang tersebar di delapan titik di wilayah Daops IV Semarang. “Delapan titik AMUS itu ada di Poncol, Pekalongan, Cepu, Kalibodri, Brumbung, Gambringan, Doplang, dan Gundih. Artinya, titik terdekat lokasi bencana bisa segera memberikan bantuan,” katanya.

Advertisement

Edy menjelaskan posko AMUS sudah menyiapkan alat dan bahan material yang dibutuhkan jika terjadi gangguan pada perlintasan akibat bencana, seperti banjir atau longsor yang disiagakan 24 jam. “Kesiapan posko AMUS sangat penting karena bencana bisa terjadi sewaktu-waktu. Misalnya, kejadiannya di Cepu, kalau semua alat-alatnya dari Tawang (Semarang, red.) kan terlalu lama,” katanya.

Maka dari itu, kata dia, keberadaan posko AMUS yang tersebar di berbagai lokasi itu diharapkan bisa mempercepat proses penanganan gangguan perjalanan KA disesuaikan lokasi yang paling dekat. Selain posko AMUS, menurut dia, antisipasi dini terhadap bencana alam yang memengaruhi perjalanan KA juga dilakukan dengan peran petugas JPJ (juru penilik jalan) yang memeriksa kondisi jalan rel.

“Petugas JPJ ini rutin mengecek kondisi jalan rel setiap hari. Kalau di Daops IV Semarang, setiap pukul 04.00-06.00 WIB dan 16.00-18.00 WIB. Pengecekannya estafet dari stasiun ke stasiun,” katanya.

Advertisement

Jadi, simpul dia, petugas JPJ akan segera menginformasikan jika menemukan adanya potensi gangguan perjalanan akibat banjir, longsor, dan sebagainya secara dini sehingga bisa dilakukan antisipasi. “Ya, bukan hanya bencana alam seperti banjir dan longsor. Mereka [petugas JPJ] akan melapor ke stasiun jika ada ‘pendrol’ lepas, rel patah, dan sebagainya. Ini merupakan antisipasi dini,” pungkasnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif