SOLOPOS.COM - Rencana pembangunan Bendungan Karangnongko, Blora. (blorakab.go.id)

Solopos.com, BLORA – Bendungan Karangnongko segera dibangun di perbatasan Kabupaten Blora dan Kabupaten Bojonegoro. Bupati Blora, H. Arief Rahman, meminta dua desa yang terdampak, yaitu Desa Ngrawoh dan Desa Nginggil, tetap ada.

Proyek Strategis Nasional (PSN) bernama Bendungan Karangnongko itu akan dibangun oleh Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.

Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

“Kita ingin Desa Ngrawoh dan Desa Nginggil tetap ada. Dua desa ini mayoritas akan tergenang. Kami inginnya bukan dipindahkan jauh, tetapi direlokasi atau pemukimannya digeser ke wilayah yang tidak tergenang dekat Bendungan Karangnongko,” ucap Bupati Blora, saat berkunjung ke Kantor BBWS Bengawan Solo, Jumat (28/4/2023).

Arief sengaja berkunjung ke Kantor BBWS Bengawan Solo untuk memastikan sejauh mana perkembangan kesiapan pembangunan PSN tersebut. Selain itu sekaligus meminta arahan terkait pembebasan lahan karena tidak memungkinkan menghilangkan desa yang akan terdampak genangan.

Bupati yang akrab disapa Mas Arief ini mengaku akan berkonsultasi terlebih dahulu ke Kementerian LHK, Kementerian PUPR, dan Kementerian Dalam Negeri terkait mekanisme pembangunan bendungan tersebut.

“Karena ini PSN yang didanai langsung oleh APBN maka kami perlu konsultasi juga dengan kementerian. Akan dibentuk tim bersama BBWS Bengawan Solo dan UGM (Universitas Gadjah Mada) untuk mendampingi proses ini. Apakah nanti digeser ke wilayah hutan Perhutani atau ke wilayah KHDTK UGM. Perlu meminta petunjuk Kementerian,” ujar Bupati, dikutip dari blorakab.go.id, Minggu (30/4/2023).

Hasil dari konsultasi tersebut akan disosialisasikan ke masyarakat. Bupati meminta masyarakat tidak gusar dan memastikan Pemkab Blora sedang mengupayakan yang terbaik. Pengisian bendungan baru akan dilaksanakan tahun 2027, sehingga masih ada waktu untuk berkonsultasi.

Menurut Bupati, pembangunan akan dimulai dari wilayah Bojonegoro terlebih dahulu karena di sisi timur Bengawan Solo tidak banyak pemukiman. Mayoritas berupa hutan dan lahan kosong, lahannya sudah siap.

Sedangkan di wilayah Blora, sisi barat Bengawan Solo menunggu kepastian relokasi pemukiman warga.

“Ke depan Bendungan Karangnongko ini akan bermanfaat untuk mencegah kekeringan wilayah Blora Selatan, irigasi pertanian, pemenuhan kebutuhan air bersih, dan pariwisata. Selain gerbang dari Bojonegoro, juga akan dibangun gerbang bendungan dari sisi Kabupaten Blora,” kata Bupati.

Bendungan itu diprediksi dapat menampung sebanyak 59,1 juta meter kubik air, dengan luasan genangan 1026,5 hektare. Kepala BBWS Bengawan Solo, Maryadi Utama, mengatakan anggaran pembangunan konstruksi Bendungan Karangnongko ini senilai Rp1,5 triliun.

“Anggaran itu langsung dari APBN Pusat dengan sistem tahun jamak. Lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan konstruksi bendungan seluas 246,18 hektare. Pengadaan lahan akan mulai dilaksanakan tahun 2023. Berdasarkan hasil rakor 3 Januari 2023, untuk pengadaan lahan wilayah Kabupaten Blora akan dilaksanakan oleh BBWS Bengawan Solo. Kami siap membantu,” ungkapnya.

Sedangkan pembangunan fisik secara bertahap akan dilakukan hingga 2026 dan akan mulai digenangi pada 2027.

“Jadi ini bukan lagi bendung gerak seperti yang banyak diberitakan dahulu. Namun diubah menjadi bendungan. Yang tadinya ada saluran pengelak, diubah menjadi saluran pelimpas,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya