Jateng
Senin, 24 Oktober 2022 - 17:19 WIB

Berburu Empon-Empon di Pasar Peterongan Semarang

Adhik Kurniawan  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang pembeli tengah membeli empon-empon di Pasar Peterongan, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, Senin (24/10/2022). (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Hawa yang dingin kala musim hujan tiba membuat kondisi tubuh menjadi mudah terserang penyakit. Kala itu, banyak masyarakat yang mulai berburu empon-empon atau bahan pembuatan jamu tradisional, tak terkecuali di Kota Semarang.

Di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), ada satu pasar yang menjadi pusat penjualan empon-empon atau bahan pembuatan ramuan tradisional jamu. Pasar itu tak lain adalah Pasar Peterongan yang terletak di Jalan MT Haryono, Lampersari, Kecamatan Semarang Selatan.

Advertisement

Kala musim hujan atau musim pandemi Covid-19 seperti beberapa waktu lalu, pasar ini pun ramai dikunjung pembeli. Banyak di antara mereka yang datang untuk menjadi berbagai macam bahan ramuan jamu seperti jahe, kunir, temulawak, dan lain-lain.

Seorang penjual empon-empon di Pasar Peterongan Semarang, Partini, mengaku sejak Senin (24/10/2022) pagi hingga siang sudah puluhan pembeli yang datang ke kiosnya. Para pembeli itu rata-rata mencari bahan-bahan pembuatan ramuan tradisional untuk meredakan masuk angin maupun menambah daya tahan tubuh.

Advertisement

Seorang penjual empon-empon di Pasar Peterongan Semarang, Partini, mengaku sejak Senin (24/10/2022) pagi hingga siang sudah puluhan pembeli yang datang ke kiosnya. Para pembeli itu rata-rata mencari bahan-bahan pembuatan ramuan tradisional untuk meredakan masuk angin maupun menambah daya tahan tubuh.

“Iya [mulai banyak yang cari empon-empon]. Tapi lebih ramai lagi kalau sore, sekitar jam 5-an,” ujar Partini kepada Solopos.com di sela melayani pembeli Senin siang.

Baca juga: Paket Empon-Empon di Pasar Jamu Nguter Sukoharjo Bisa Dibeli Online Loh

Advertisement

“Musim hujan ini kan dingin ya, jadi itu [jahe, kunir, dan temulawak] yang paling banyak dicari. Karena bisa buat menghangatkan tubuh,” jelasnya.

Obat Kimia

Tak hanya karena musim hujan, banyaknya kontroversi terkait obat kimia ternyata juga mendorong sebagian orang memilih membeli bahan pembuatan obat tradisional atau jamu seperti empon-empon. Partini pun mengaku banyak juga pembeli yang datang ke kiosnya untuk mencari bahan baku pembuatan jamu yang cocok untuk menurunkan panas demam anak.

“Iya, ada yang tanya juga [empon-empon untuk menurunkan demam anak]. Tapi, yang cari enggak seramai saat zamannya [pandemi] Covid-19. Oleh karena ini kan jamu, jadi anak kecil itu kebanyakan enggak mau kalau dikasih jamu. Baunya menyengat dan rasanya juga enggak enak buat anak-anak,” jelasnya.

Advertisement

Baca juga: Waduh! Copet Beraksi saat Jokowi Kunjungi Pasar Peterongan Semarang

Lebih lanjut, Partini mengaku memasuki musim hujan ini bisa menjual empon-empon hingga mencapai 5-19 kg. Sedangkan saat musim kemarau, rata-rata empon-empon yang terjual berkisar 2-3 kg.

“Kalau harganya, jahe itu Rp20.000, kunir Rp10.000, dan temulawak Rp10.000. Tiga itu yang paling diburu [pembeli],” tuturnya.

Advertisement

Seorang pembeli, Wasiran, 50, mengaku lebih sering menggunakan pengobatan herbal atau jamu tradisional dibanding obat kimia. Apalagi, saat ini tengah muncul kasus gagal ginjal akut misterius pada anak yang salah satu penyebabnya disebabkan berasal dari obat buatan pabrik, yakni parasetamol berbentuk sirop.

“Saya lebih tertarik herbal. Ini lagi mencari jahe, buat hangat-hangat badan seusai pulang kerja. Biasanya saya minum waktu pagi dan sore,” ujar Wasiran.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif