SOLOPOS.COM - Shokanah (68), penjual Petis Bumbon di Pasar Kauman Semarang, Jawa Tengah (Jateng). (Solopos.com-Adhik Kurniawan).

Solopos.com, SEMARANG — Tempat kuliner yang menyajikan menu buka puasa banyak dijumpai di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Meski demikian, di antara banyak tempat kuliner itu tak banyak yang menjajakan makanan khas Semarang yang hanya ada saat bulan puasa atau Ramadan, yakni petis bumbon.

Ya, petis bumbon merupakan makanan atau kuliner khas Semarang. Uniknya, penjual makanan ini hanya bisa ditemui saat bulan puasa atau Ramadan.

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

Penjual makanan atau kuliner petis bumbon ini pun tidak bisa dijumpai di sembarang tempat. Biasanya, penjual petis bumbon menjajakan dagangannya di kawasan sekitar Masjid Agung Kauman Semarang atau sekitar Alun-Alun Kota Semarang.

Solopos.com pun berkesempatan menjumpai penjual makanan atau kuliner khas Semarang yang hanya ada di bulan puasa itu di Alun-Alun Semarang, Minggu (26/3/2023) sore. Penjual itu bernama Shokanah, 68, yang mengaku sudah 25 tahun berjualan petis bumbon.

Shokanah mengaku meski hanya dijual saat bulan puasa atau Ramadan, petis bumbon selalu diburu pelanggan. Bahkan, menjelang waktu berbuka puasa, petis bumbon dagangannya selalu ludes.

“Masih laris. Tiap hari bikin sekitar 2 kilogram selalu habis. Belum sampai waktu buka puasa sudah habis,” ujar Shokanah kepada Solopos.com, Minggu (28/3/2023).

Sepintas petis bumbon hampir mirip dengan sambal goreng. Meski demikian, makanan khas Semarang yang hanya ada di bulan puasa ini lebih banyak mengandung rempah-rempah dibandingkan sambal goreng.

Petis bumbon dibuat dari campuran berbagai rempah seperti daun salam, kunci, jeruk wangi, cabai, laos, serai, dan yang terpenting petis atau sari ikan segar. Rasa petis bumbon ini pun asin, gurih dan pedas.

Selain aneka bumbu, petis bumbon juga berisikan lauk seperti telur bebek, tahu, dan lain-lain.

Shokanah mengaku petis bumbon memiliki rasa pedas dan manis, sehingga cocok disantap dengan nasi. Makanan atau kuliner khas Semarang saat Ramadan ini banyak digemari kalangan orang tua. Sedangkan kalangan remaja disebut Shokanah tidak terlalu mengetahui apa itu petis bumbon.

“Yang senang [kebanyakan beli] orang tua. Anak muda sukanya yang chiken-chiken [ayam-ayam],” ungkapnya.

Sedangkan dari sisi pembuatan, Shokanah mengaku tak ada resep khusus. Ia hanya mengolah resep yang telah diturunkan neneknya.

“Warisan dari nenek saya. Bahannya ada kunci, daun jeruk, terus serai,” bebernya.

Lebih jauh, untuk mendapatkan rasa sambal goreng yang tak biasa, Shokanah juga mencampurkan petis banyar atau sari ikan banyar. Hasilnya pun membuat sambal petis bumbon seakan lebih banyak sentuhan rempah.

“Waktunya sekitar tiga jam. Terus rasanya gurih. Banyak rempah-rempahnya,” sambungnya.

Sementara itu, seorang pembeli, Titi Sumiati, 55, mengaku sengaja datang ke Pasar Kauman karena ingin mencari makanan atau kuliner khas Semarang yang hanya ada saat bulan puasa, yakni petis bumbon. Bahkan tiap tahun selama Ramadan, ia selalu menyempatkan diri untuk berburu takjil makanan khas Kota Semarang itu.

“Iya, kalau puasa seperti ini selalu beli. Soalnya khas Semarang. Rasanya juga enak, gurih, banyak rempahnya. Harganya juga terjangkau, hanya Rp10.000,” ujar warga Candisari, Kota Semarang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya