Jateng
Jumat, 31 Maret 2023 - 13:16 WIB

Berkunjung ke Pasar Gerit Cluwak, Surganya Jajanan Tradisional di Pati

Novi Tyas Anggraini  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana di Pasar Gerit Pati. (Istimewa/Facebook Info Seputar Kudus)

Solopos.com, PATI — Kabupaten Pati mempunyai pasar unik yang menarik banyak perhatian pengunjung luar kota. Masyarakat menyebutnya dengan Pasar Pekaulan atau Pasar Gerit yang terletak di Desa Gerit, Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati.

Tak seperti pasar pada umumnya, pasar ini hanya buka setiap 36 hari sekali lo. Tak sedikit orang juga menyebutnya pasar Senin Pahing karena dibuka mulai Minggu Legi hingga Senin Pahing. Biasanya Pasar Gerit ini paling ramai dikunjungi pada Minggu sore.

Advertisement

Pasar tradisional ini terletak cukup jauh dari pusat Kabupaten Pati. Kurang lebih satu jam lamanya untuk mencapai pasar unik ini. Tampilannya sangat sederhana dan lokasinya berada di tengah perkampungan.

Keunikan lain dari pasar ini bisa dilihat dari barang-barang yang dijualnya. Di pasar ini tidak menjual bahan makanan mentah atau bumbu dapur, seperti pasar umumnya.

Pasar ini memang didesain hanya menjajakan aneka makanan tradisional. Pertama datang ke sini, pengunjung akan disuguhkan warna-warni dagangan warga Desa Gerit.

Advertisement

Disinilah surganya jajanan tradisional. Para pedagang menjajakan berbagai macam makanan dan minuman zaman dulu. Mulai dari kue cucur, dawet, telur rebus, kacang rebus, dan masih banyak lagi.

Selain itu dijajakan juga hasil bumi seperti ganyong, talas, hingga singkong. Keunikan inilah yang membuat pasar Gerit selalu ramai diserbu pengunjung saat dibuka.

Bahkan, pengunjung yang datang tidak hanya berasal dari Kabupaten Pati. Pengunjung dari luar kota juga ikut menyerbu dagangan warga Gerit.

Advertisement

Selain berburu aneka makanan tradisional di Pasar Gerit ini, banyak juga pengunjung yang datang dengan niat tertentu. Masyarakat sekitar percaya sebuah mitos di pasar ini adalah tempat untuk membayar nazar.

Pengunjung yang memiliki nazar diarahkan melakukan serangkaian prosesi ritual. Saat nazarnya tercapai, mereka juga kembali ke tempat tersebut untuk mengucap syukur.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif