Jateng
Sabtu, 16 Oktober 2021 - 19:24 WIB

Berkunjung ke Tobelo, Ganjar Dianugerahi Gelar Kesatria

Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, menerima hadiah senjata tradisional suku Tobelo di Halmahera Utara, Sabtu (16/10/2021). (Humas Pemprov Jateng)

Solopos.com, TERNATE – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, mendapat gelar kesatria dari suku Tobelo di sela kunjungannya ke Maluku Utara.

Pemberian gelar kesatria Suku Tobelo kepada Ganjar itu dilakukan dalam sebuah upacara penyucian kaki, atau You Yaihoro, di Tobelo, Kabupaten Halmaher Utara, Maluku Utara (Malut), Sabtu (16/10/2021).

Advertisement

Dalam upacara itu, Ganjar juga dihadiahi sebuah alat perang khas suku Tobelo, yakni Parang dan Salawaku. Hadiah senjata tradisional suku Tobelo ini menjadi penegas pengangkatan Ganjar sebagai kesatria Tobelo.

Baca juga: Situs Watu Kucur di Jombang, Dulu Punden yang Dikeramatkan Warga

Advertisement

Baca juga: Situs Watu Kucur di Jombang, Dulu Punden yang Dikeramatkan Warga

Pengangkatan Ganjar sebagai kesatria Tobelo dilakukan oleh salah satu tetua suku, Jesayas Banari.  Upacara juga disaksikan 10 tetua sub suku Tobelo dan dihadiri warga sekitar.

Ganjar mengaku tidak menyangka bakal ditahbiskan menjadi warga suku Tobelo, bahkan diangkat sebagai kesatria. Ia selama ini hanya memendam keinginan untuk bisa mengunjungi Tobelo, sebuah kota kecamatan di Halmahera Utara yang terkenal dengan tambang emas.

Advertisement

Ganjar pun memutuskan menyisihkan waktu tiga setengah jam perjalanan dari Sofifi menuju Tobelo.

“Saya bersama istri merasa bangga bisa hadir di tengah panjenengan [anda]. Inilah cara Tuhan mempertemukan kita. Dan inilah cara kita merawat Indonesia,” kata Ganjar kepada warga suku Tobelo yang menghadiri prosesi pengangkatannya sebagai kesatria.

Baca juga: Walah, Polemik Banteng Vs Celeng PDIP Disebut Hanya Setingan

Advertisement

Begitu prosesi ritual selesai, diputarlah alunan musik pengiring Tari Meyasa. Para tetua pun langsung turun untuk menari. Tidak mau ketinggalan, Ganjar beserta istri langsung turut menarikan Meyasa warga.

Sayang sungguh sayang, musik rancak yang menghadirkan suasana hangat serta tawa dan canda siang itu hanya berlangsung singkat. Waktu Ganjar dan isteri sangatlah mepet. Hanya satu jam di Tobelo, Ganjar harus pamit untuk menemani para kafilah Jateng pada pembukaan STQN malam ini.

“Terimakasih Bapak Ganjar, kami yakin  Bapak akan kembali ke sini suatu hari nanti,” kata Jesayas.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif