SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pasar Kumandang Wonosobo. (jadesta.kemenparekraf.go.id)

Solopos.com, WONOSOBO — Nama Pasar Kumandang mungkin masih terdengar asing bagi sebagian besar masyarakat Jawa Tengah (Jateng). Terletak di Dusun Bangkotan, Desa Bojosari, Kecamatan Kretek, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah (Jateng), Pasar Kumandang banyak menyajikan jajajan khas tradisional atau jajanan lawas yang cocok untuk bernostalgia dengan masa lalu.

Berdisir sejak bulan Mei 2018, Pasar Kumandang mengusung konsep tradisional dan menjual berbagai sajian khas yang tidak dimiliki oleh pasar lain. Pasar Lawas Kumandang buka mulai pukul 07.00 hingga 12.00 WIB.

Promosi BRI Meraih Dua Awards Mobile Banking dan Chatbot Terbaik dalam BSEM MRI 2024

Dengan tujuan melestarikan budaya Jawa dan menjaga lingkungan, pasar tradisional ini terbilang unik karena sistem jual beli menggunakan koin bambu. Penukaran koinnya terletak di depan pintu masuk pasar. Untuk setiap kepingnya sama dengan Rp2000.

Dilansir dari berbagai sumber, Pasar Kumandang di Wonosobo sangat cocok untuk bernostalgia jajanan tradisional atau jajanan tempo dulu. Lokasinya berada di tengah hutan dengan spot foto menarik, yang bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan. Selain itu, kawasan ini juga memiliki situs Bongkotan berupa puing-puing candi peninggalan Hindu.

Tradisional

Di depan pintu masuk, pengunjung akan disambut dengan hiburan kesenian calung. Saat masuk ke dalam pasar ini, banyak warga sekitar yang berjualan aneka makanan tradisional khas pedesaan. Contohnya seperti lupis, klepon, combro, tiwul , gethuk lindri, serabi, nasi megono dan lain sebagainya. Aneka makanan di sini juga menggunakan bungkus alami berupa dedaunan. Tambah membuat suasana tradisionalnya kental adalah di mana warga setempat juga mengenakan pakaian adat dalam menjajakan dagangannya. Para pedagang dalam melayani pengunjung juga menggunakan bahasa Jawa kromo. Tak hanya menikmati jajanan tradisional, banyak juga mainan tradisional seperti yoyo, kotek-kotek, dan suvenir seperti gantungan kunci, celengan, sandal gapiyak dan lain-lain. Para pengunjung bisa menikmati jajanan yang tersedia sembari duduk-duduk di bawah pepohonan.

Menariknya lagi, di dalam pasar juga ada tempat edukasi taman baca dan area bermain anak-anak. Pengunjung yang datang bersama keluarga bisa sambil belajar. Dikutip dari sumber, koleksi buku-buku yang tersedia berasal dari komunitas pengiat pendidikan Wonosobo.

Tujuan pasar ini adalah sebagai langkah untuk memberdayakan dan mendongkrak perekonomian warga sekitar. Pasar ini dibangun secara swadaya oleh masyarakat untuk mengenalkan wisata kuliner yang unik dengan mengedepankan unsur alam dan tradisional. Apalagi kini jumlah pengunjungnya sudah terbilang ramai karena dibantu juga dengan sosial media. Maka tak heran jika setiap libur akhir pekan pasar ini akan sangat ramai dengan pengunjung lokal ataupun luar kota karena rasa penasaran yang tinggi dan ingin bernostalgia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya