SOLOPOS.COM - Pelaku pencabulan terhadap santriwati di Kabupaten Batang, Wildan Mashuri Amin (tengah) dihadirkan saat jumpa pers di Mapolres Batang, Selasa (11/4/2023). (Istimewa/Humas Polda Jateng)

Solopos.com, BATANG — Aparat Polres Batang terus melakukan penyelidikan terhadap kasus pencabulan yang dilakukan pengasuh pondok pesantren (ponpes) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah (Jateng). Dari informasi terbaru, jumlah santriwati yaang menjadi korban pengasuh sekaligus pimpinan yayasan ponpes di Batang itu mencapai 22 orang.

Jumlah ini jauh bertambah dibandingkan laporan awal yang diterima aparat kepolisian yakni 14 santriwati. “Kita masih cari terus korbannya. Kemungkinan akan bertambah. Nanti akan disampaikan. Kami keluar [mendatangi] ke korban karena masih libur [sekolah],” kata Kapolres Batang, AKBP Saufi Salamun, saat ditemui Jalan Veteran, Senin (17/4/2023).

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

Kapolres menyatakan sudah memegang data santriwati yang menjadi korban pencabulan pengasuh ponpes di Batang itu, Wildan Mashuri Amin, 57. Oleh karena itu, pihaknya pun langsung mendatangi kediaman para korban.

Saat ini kegiatan ponpes di Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, itu pun masih libur. Adapun pembelajaran SMP dan SMK di bawah ponpes dilakukan secara daring.

AKBP Saufi menyebut penelusuran korban tidak terbatas pada santri yang masih belajar. Pihaknya juga mengembangkan kasus ke santriwari yang sudah lulus.

Penelusuran itu berdasarkan pengakuan tersangka saat konferensi pers. Pelaku keceplosan menyebut ada sekitar dua korban yang sudah lulus.

“Para korban akan menjalani visum dan dibimbing secara psikologis. Lalu bimbingan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Batang. Ada juga konseling healing dari psikolog,” ucapnya.

Sebelumnya, Modus oknum pengasuh pondok pesantren di Batang, Jawa Tengah, Wildan Mashuri Amin , 57, mencabuli santriwatinya akhirnya terungkap. Pelaku menjanjikan korban mendapat karamah hingga membuang sial jika bersedia bersetubuh dengannya.

Hal itu diungkapkan Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi saat menggelar konferensi pers di Mapolres Batang. “Modusnya adalah santriwati dibangunkan pada pagi hari. Lalu diajak ke kantin atau tempat lain untuk diajak bersetubuh,” katanya, Selasa (11/4/2023).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya