Jateng
Jumat, 21 Juli 2023 - 17:24 WIB

Berusia Lebih dari 100 Tahun, Inilah Lokomotif Uap B25 di Ambarawa Semarang

Sandra Kartika Hapsari  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Lokomotif uap B25 03 yang sedang mengisi air di Stasiun Bedono untuk kembali lagi menuju Stasiun Ambarawa, Semarang. (Istimewa/Twitter @JongJava_17).

Solopos.com, SEMARANG — Kembali menarik benang di masa lampau, rasa-rasanya kurang sempurna jika belum mengenal salah satu saksi bisu pertumbuhan dan perkembangan perjalanan kereta api di Indonesia. Lokomotif B25 dengan segala kejayaan dan perjuangannya telah menjadi salah satu ikon sejarah perkeretaapian Indonesia.

Dioperasionalisasikan pada tahun 1902, lokomotif ini telah menyaksikan banyak peristiwa penting dan perjalanan yang tak terhitung jumlahnya di rute kereta api. Lokomotif buatan Pabrik Esslingen Jerman ini sudah memiliki usia yang lebih dari 100 tahun.

Advertisement

Dilansir dari laman website heritage.kai.id pada Jumat (21/7/2023), Pada saat itu, Nederlandsch-Indische Spoorwegmaatschappij atau NISM, pelopor perkeretaapian di Indonesia yang sekaligus sebuah perusahaan kereta api swasta ternama yang berpusat di Den Haag, Belanda membeli lokomotif B25 sebanyak lima unit.

Pembelian ini ditujukan untuk operasionalisasi khusus, yakni sebagai layanan angkutan militer serta melintasi jalur rel bergerigi pada rute Ambarawa-Secang yang resmi beroperasi sejak tanggal 1 Februari 1905. Walaupun telah berpuluh-puluh tahun bahkan ratusan tahun berjalan, di usia Lokomotif B25 yang terbilang senja ini masih memikat di hati masyarakat melalui kegagahannya.

Masih dilansir dari laman website heritage.kai.id, Lokomotif B25 ini merupakan lokomotif yang menggunakan uap air sebagai sumber daya energi yang dalam proses penguapannya memerlukan kayu khusus, yakni kayu jati sebagai bahan bakar untuk mendidihkan air dan menggerakkan piston-piston. Dibutuhkan waktu sekira tiga jam untuk mencapai suhu tungku sekira 235 derajat celcius untuk menggerakkan roda.

Advertisement

Keunikan dari Lokomotif uap B25 dibandingkan dengan lainnya adalah kepemilikan roda bergerigi. Roda gerigi ini berfungsi untuk mengait rel bergerigi di bawahnya yang bisa menghadapi medan menanjak dengan kecuraman 65%. Ketika di posisi turunan, roda bergerigi ini berperan untuk membatasi dan memperlambat laju kereta api.

Disinyalir sebagai jalur kereta api pegunungan, tak ayal, Nederlandsch-Indische Spoorwegmaatschappij memborong lima unit lokomotif uap B25 untuk melewati rute Ambarawa-Secang yang menghubungkan kawasan strategis militer Hindia Belanda yang ada di Magelang dengan Benteng Willem I (sekarang dikenal dengan Stasiun Ambarawa) di Ambarawa.

Hingga sekarang ini, Lokomotif uap B25 masih menunjukkan eksistensinya dan masyarakat pun bisa melihat bahkan merasakan langsung keseruan menikmati perjalanan dengan kereta uap.

Advertisement

Walaupun hanya tersisa 3 unit, lokomotif ini masih beroperasi melayani kereta wisata rute Ambarawa-Bedono dengan unit seri B25 02 dan B25 03. Sementara, unit seri B25 01 sekarang ini bisa dijumpai di Monumen Palagan Ambarawa.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif