Jateng
Kamis, 3 Agustus 2023 - 10:06 WIB

BMKG Imbau Warga Jateng Selatan Waspadai Dampak Kekeringan

Newswire  /  Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan saat musim kemarau. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga Jawa Tengah khususnya Jateng bagian selatan dan pegunungan tengah Jateng untuk mewaspadai dampak kekeringan pada puncak musim kemarau 2023 yang dibarengi dengan fenomena El Nino.

“Bulan Agustus ini diprakirakan sebagai puncak musim kemarau khususnya di wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah Jateng,” kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, dikutip dari Antara pada Kamis (3/8/2023).

Advertisement

Ia mengatakan berdasarkan prediksi BMKG, indeks El Nino semakin menguat dari yang awalnya masih lemah mulai menjadi moderat.  Dengan demikian, kata dia, kondisi pada puncak musim kemarau 2023 diprediksi akan lebih kering dibandingkan saat kemarau beberapa tahun sebelumnya yang tidak dibarengi dengan El Nino.

Selain itu, lanjut dia, BMKG memprediksi nilai Dipole Mode Indeks (DMI) dari bulan Agustus hingga Desember 2023 berkisar 0,61-1,49 atau masuk kategori positif, sehingga berdampak pada berkurangnya curah hujan di wilayah Indonesia.

Advertisement

Selain itu, lanjut dia, BMKG memprediksi nilai Dipole Mode Indeks (DMI) dari bulan Agustus hingga Desember 2023 berkisar 0,61-1,49 atau masuk kategori positif, sehingga berdampak pada berkurangnya curah hujan di wilayah Indonesia.

“Dipole Mode merupakan fenomena interaksi laut dengan atmosfer di Samudra Hindia yang dihitung berdasarkan perbedaan nilai atau selisih suhu permukaan laut antara pantai timur Afrika dan pantai barat Sumatra. Perbedaan nilai anomali suhu permukaan laut itu disebut sebagai Dipole Mode Indeks [DMI],” jelasnya.

Dalam hal ini, kata dia, DMI dianggap normal ketika nilainya berkisar negatif 0,4 hingga positif 0,4.  “Berdasarkan evaluasi kondisi dinamika atmosfer tersebut, maka pada bulan Agustus 2023 curah hujan di wilayah Jawa Tengah umumnya diprakirakan berkisar 0-50 milimeter dengan sifat hujan umumnya Bawah Normal [BN],” tegasnya.

Advertisement

Bahkan, kata dia, curah hujan pada bulan Agustus di sebagian wilayah selatan Kabupaten Pemalang dan Pekalongan serta sebagian wilayah utara Kabupaten Purbalingga dan Banjarnegara diprakirakan berkisar 51-100 milimeter.

“Musim kemarau bukan berarti sama sekali tidak ada hujan, karena potensi hujan tetap ada meskipun curahnya kecil,” jelasnya.

Ia mengatakan wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah Jateng yang curah hujannya diprediksi berkisar 0-20 milimeter meliputi sebagian besar Kabupaten Cilacap, sebagian besar Kabupaten Kebumen, sebagian besar Kabupaten Purworejo, dan sebagian wilayah barat Kabupaten Banyumas.

Advertisement

Sementara wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah Jateng yang curah hujannya diprakirakan berkisar 21-50 milimeter meliputi sebagian wilayah selatan-timur Kabupaten Cilacap, sebagian wilayah timur Kebumen, sebagian wilayah utara Purworejo, wilayah timur Banyumas, sebagian besar Purbalingga, dan sebagian besar Banjarnegara.

“Terkait dengan prakiraan cuaca tersebut, kami mengimbau masyarakat di wilayah Jateng selatan dan pegunungan tengah Jateng untuk mewaspadai ancaman kekeringan dan dampak El Nino pada puncak musim kemarau tahun ini,” kata Teguh.

Menurut dia, beberapa hal yang dapat dilakukan masyarakat terutama wilayah Jateng selatan untuk mengantisipasi ancaman kekeringan di antaranya hemat dalam penggunaan air bersih dan menghindari pembukaan lahan dengan cara membakar rumput agar tidak terjadi kebakaran lahan.

Advertisement

“Bagi masyarakat yang mempunyai kebiasaan membakar sampah di pekarangan, pastikan api atau bara yang dihasilkan sudah benar-benar padam sebelum ditinggalkan dan jangan membakar sampah terlalu dekat dengan rumah agar terhindar dari kebakaran,” tegasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif