Jateng
Jumat, 30 Juli 2021 - 04:00 WIB

BOR Isolasi Semarang Diklaim Wali Kota Klaim Turun Hingga 46,2%

Imam Yuda Saputra  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gedung rumah susun (rusun) ASN milik Kementerian PUPR di Semarang yang akan menjadi tempat isolasi terpusat bagi pasien Covid-19. (Semarangpos.com-Humas Pemprov Jateng)

Solopos.com, SEMARANG — Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, mengklaim tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) isolasi untuk pasien Covid-19 di wilayahnya terus mengalami penurunan sepekan terakhir. Jika BOR isolasi Covid-19 di Semarang pada 3 Juli 2021 bisa mencapai 83,4%, maka per 28 Juli 2021 turun mencapai angka 46,2%.

Menurut Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu, penurunan BOR itu berbanding lurus dengan penurunan kasus aktif di Kota Semarang. Berdasarkan situs web siagacorona.semarangkota.go.id, saat ini jumlah kasus aktif Kota Semarang mencapai 1.278 kasus, di mana 813 orang di antaranya merupakan warga Kota Semarang.

Advertisement

Baca Juga: Ini Cara Bedakan Hujan Meteor & Meteor Sporadis

Kendati demikian, Hendi mengaku untuk BOR ICU di sejumlah rumah sakit di Kota Semarang masih terbilang tinggi. Hal itu dikarenakan penanganan pasien Covid-19 di ruang ICU lebih lama dibanding yang berada di ruang isolasi. Selain itu, ada juga antrean pasien yang sebelumnya belum tertangani di ICU.

“Memang tingkat keterisian [BOR] di ICU masih sangat tinggi. Catatan kami masih di angka 91,4%. Beberapa rumah sakit punya sisa ICU satu, dua ruangan. Ada juga yang penuh,” jelas Hendi, Kamis (29/7/2021).

Advertisement

Penambahan Ruang ICU

Hendi pun menilai upaya untuk menurunkan BOR ICU harus dilakukan dengan melakukan penambahan ruang ICU sebanyak mungkin. Meski demikian, hal itu tidak mudah karena harus mengubah desain ruang perawatan biasa menjadi ICU.

Kendati demikian, Hendi mengaku penambahan ICU di Kota Semarang telah diupayakan. Bahkan, saat ini RSUD KRMT Wongsonegoro yang merupakan rumah sakit milik Pemkot Semarang telah menambah ruang ICU dari 37 menjadi 51 ruangan.

Baca Juga: Asteroid Raksasa Seukuran Stadion Hampiri Bumi

Advertisement

“Di rumah sakit milik pemkot sudah ada penambahan ICU. Tadinya yang 37, kami tambah 14, sehingga sekarang tersedia 51 ruang ICU. Tapi, sekali lagi menambah ruang ICU itu sangat kompleks. Mulai dari penganggaran, alat-alat, hingga SDM,” jelas Hendi.

Sementara itu, Direktur RSUD KRMT Wongsonegoro, Susi Herawati, membenarkan terjadinya penurunan BOR di rumah sakitnya. “Kondisi sekarang sudah menurun. IGD kita sudah kosong tidak ada antrean. Ruangan-ruangan juga siap menerima pasien [non-Covid-19],” jelas Susi.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif