SOLOPOS.COM - Ilustrasi garam dapur. (Freepik.com)

Solopos.com, SEMARANGBalai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Semarang, Jawa Tengah (Jateng), menemukan bahan makanan yakni garam yang digunakan untuk program stunting atau tengkes di wilayahnya tidak memenuhi syarat pemenuhan gizi.

Sebab, dari sejumlah temuan di lapangan, garam yang diproduksi khusus untuk stunting malah memiliki kadar yodium dibawah standar.

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

Kepala Balai BPOM di Semarang, Lintang Purba Jaya, mengungkapkan penyediaan bahan pangan untuk pemenuhan gizi pada program stunting memang masuk dalam pengawasan BPOM. Selain garam, tiga jenis bahan pangan lain yang diawasi, yakni tepung terigu dan minyak goreng.

“Yang tidak memenuhi syarat itu garam paling banyak. Karena yodiumnya belum penuhi syarat,” kata Lintang di kantor Balai POM Semarang Banyumanik, Jumat (22/12/2023).

Sedangkan pengawasan produk minyak goreng, lanjut Lintang, yakni dengan meneliti kadar fortifikasi yang terkandung di dalamnya. Sementara pada tepung terigu, Balai BPOM turut mengawasi untuk kadar zat besinya.

Lebih jauh, dari hasil uji laboratorium, minyak goreng dan tepung terigu yang diproduksi untuk program stunting sudah memenuhi standar kelayakan pangan.

Namun, khusus untuk garam yang tidak memenuhi standar, pihaknya akan melakukan intervensi pada tahun depan

“Garam produsennya di Jateng. Letaknya ada di Pati, Rembang dan sekitarnya. Inilah yang kita intervensi tahun depan. Ini PR (pekerjaan rumah) kita. Memang, garam untuk yodiumnya dan fortifigan tidak terkait lagsung dengan stunting tapi ini pendukung. Jangan sampai garam yang kita gunakan tidak ada gizinya. Tidak ada yodiumnya dan menjadikan masyarakat kekurangan yodium. Padahal yodium berperan untuk mengatasi stunting,” tuturnya.

Balai BPOM di Semarang pun mendorong masing-masing pemerintah daerah (Pemda) untuk mengoptimalkan produksi garam supaya standar kualitasnya memenuhi syarat.

Pihaknya mengingatkan bahwa jangan sampai garam yang beredar berbentuk krosok yang tidak ada gizinya.

“Peran Pemda mendukung produksi garam yang memenuhi syarat. Jangan yang beredar garam krosok yang tidak ada gizinya. Intervensi kami melalui desa pangan aman. Kita berikan pengetahuan dan pemahaman agar mengonsumsi pangan aman,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya