Jateng
Kamis, 31 Maret 2022 - 10:12 WIB

BPS Tegaskan Jateng Bukan Provinsi Termiskin Se-Jawa, Cek Faktanya

Newswire  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Logo Jateng Gayeng. (Twitter)

Solopos.com, SEMARANG – Jagat media sosial sedang ramai membahas tentang klaim bahwa Jawa Tengah (Jateng) adalah provinsi termiskin di Pulau Jawa. Namun, kabar tersebut dibantah tegas oleh Kepala Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, Adhi Wiriana.

Di menegaskan Jateng bukan merupakan provinsi termiskin di Pulau Jawa. Pernyataan tersebut dinilai sebagai narasi yang menyesatkan.

Advertisement

“Terkait pemberitaan hari ini, yang menyatakan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) per kapita (sebagai acuan) Jateng menjadi daerah termiskin merupakan berita hoaks kalau menurut saya, penghitungan kemiskinan tidak didasarkan atas tingkat PDRB per kapita,” katanya di Semarang, Rabu (30/3/2022), sebagaimana dilansir Kantor Berita Antara.

Baca juga: Muantap Slurr! Penghasilan Nelayan di Tegal Capai Miliaran

Advertisement

Baca juga: Muantap Slurr! Penghasilan Nelayan di Tegal Capai Miliaran

Ia membenarkan PDRB per kapita atau pendapatan rata-rata penduduk Jateng 2021 adalah 38,67 juta per tahun. Namun jika dirata-rata jumlah tersebut melebihi upah minimum yang telah ditentukan Pemprov Jateng.

Oleh karena itu, Adhi Wiriana menegakasan bahwa tingkat pendapatan suatu daerah tidak linear dengan tingkat kemiskinan. Pasalnya PDRB disebut juga sebagai pendekatan kesejahteraan semu. Fakta ini membantah klaim tentang Jateng provinsi termiskin di Pulau Jawa.

Advertisement

Menurut dia, metode ini melihat komponen dari makanan dan non-makanan seperti nasi, telur, pakaian, listrik, transportasi, dan sewa rumah.

“Angka sekitar Rp38 juta per tahun dari pendapatan per kapita itu betul, dibagi 12 bulan hasilnya masih di atas UMP atau UMR. Kalau kita lihat perusahaan besar menumpuk di DKI Jakarta, Banten, Tangerang dan Jabar yang mengakibatkan PDRB per kapita tinggi, tapi bukan berarti lebih kaya karena yang menikmati kue pembangunan itu bisa jadi hanya 1.000 orang yang penghasilannya miliaran rupiah, sisanya kehidupannya rata-rata saja,” ujarnya.

Baca juga: Wow! Mangkunegaran Solo Dulu Kaya Raya Lho, Apa Saja Asetnya?

Advertisement

Angka Kemiskinan Jateng

Adhi mengungkapkan berdasarkan data, Jawa Tengah bukanlah provinsi termiskin di Pulau Jawa. Meskipun angka kemiskinan mencapai 11,25% atau lebih tinggi dari angka nasional, yaitu 9,71%.

“Masih ada yang dikatakan lebih miskin dari Jawa Tengah yakni Yogyakarta dengan 11,9 persen, kemudian dilihat dari jumlah penduduk miskin, sebenarnya Jawa Barat dan Jawa Timur lebih tinggi dengan empat jutaan penduduk miskin, sedangkan Jateng 3,9 juta,” paparnya.

Ia mengatakan indeks gini rasio (tingkat ketimpangan pendapatan atau pengeluaran) di Jawa Tengah cukup rendah yakni 0,368. Sedangkan gini rasio provinsi lain seperti DKI Jakarta, Jabar, dan Daerah Istimewa Yogyakarta berada di atas Jateng dengan 0,4. Padahal jika angka tersebut semakin mendekati 1, itu artinya menandakan adanya ketimpangan yang besar.

Advertisement

Baca juga: Ini Kata Gibran saat Disorot Soal Kemiskinan Naik dan PAD 2021 Turun 

Adhi berharap masyarakat lebih meningkatkan literasi statistik yang didukung dengan Indeks Pembangunan Manusia. Adapun Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Jawa Tengah mencapai 0,3% atau di atas Jawa Barat, Jawa Timur, dan Banten.

“Memang Yogyakarta IPM-nya di atas kita dengan 0,4, namun kami mengajak masyarakat untuk lebih cerdas menyikapi data ini. Ini merupakan opini publik yang menggiring ke arah hoaks menjelang politik 2024, mungkin saja. Karena seolah-olah menguntungkan yang satu dan merugikan yang lain,” katanya.

Dia juga mengajak masyarakat tidak segan membuka kanal informasi resmi dari BPS, baik itu melalui kanal jateng.bps.go.id maupun kanal bps.go.id. Selain itu, BPS Jateng juga memiliki kanal aplikasi One Touch Statistics BPS Jateng, yang bisa diakses melalui telepon pintar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif