Jateng
Kamis, 30 Juni 2022 - 19:24 WIB

Brrr! Embun Upas Mulai Muncul di Dieng, Tanda-Tanda Musim Kemarau

Newswire  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Fenomena embun upas mulai muncul di sekitar kompleks Candi Arjuna, Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Kamis (30/6/2022). (Solopos.com-Antara/Gallery Dieng)

Solopos.com, BANJARNEGARA — Fenomena embun beku atau yang populer dikenal dengan sebutan embun upas mulai muncuk di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (30/6/2022) dini hari. Kemunculan embun upas ini seiring terjadinya penurunan suhu udara di kawasan itu.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Alif Faozi, mengatakan fenomena embun upas itu mulai terlihat pada Kamis dini hari di sekitar kompleks Candi Arjuna. “Awalnya saya kira kemunculan embun upas akan mundur karena beberapa hari kemarin masih sering turun hujan. Tapi, ternyata dini hari tadi embun upasnya mulai muncul meskipun masih tipis,” katanya.

Advertisement

Menurut dia, kemunculan embun upas biasanya akan sering terjadi dan makin tebal saat puncak musim kemarau, terutama ketika suhu udara terasa sangat dingin. Terkait dengan suhu udara di Dieng yang memicu kemunculan embun upas pada Kamis, dini hari, ia mengaku tidak sempat melakukan pengukuran.

“Namun sepertinya belum sampai minus 1,5 derajat Celcius hingga minus 2 derajat Celcius seperti yang muncul dalam pemberitaan. Mungkin iya kalau mengukurnya berdekatan dengan embun upas, tapi kalau agak tinggi mungkin hasilnya akan berbeda,” kata pria asli Dieng itu.

Dia mencontohkan ketika termometer diletakkan di depan pintu lemari es yang terbuka, hasil pengukuran suhunya akan berbeda dengan saat termometer dimasukkan ke lemari es.

Advertisement

Baca juga: Embun Upas Dieng, Cantik Tapi Mematikan

Alif mengakui suhu udara di Dieng pernah terasa sangat dingin dan saat itu dikabarkan mencapai minus 12 derajat Celcius berdasarkan pengukuran di bawah atau dekat dengan embun yang membeku. “Kalau enggak salah tahun 2019,” katanya.

Menurut dia, kondisi tersebut mengakibatkan tanaman kentang di Dieng banyak yang mati setelah terkena embun upas yang cukup tebal.

Advertisement

“Kenapa disebut embun upas? Itu sebetulnya karena tumbuhannya mati setelah udara begitu dingin dan embunnya membeku, sehingga ketika terkena Matahari tanaman tersebut jadi menghitam seperti terkena racun,” katanya.

Baca juga: Tragedi Sinila, Kisah Tragis di Dieng yang Sebabkan 147 Jiwa Melayang

Padahal, kata dia, embun tersebut tidak mengandung upas atau racun namun karena masyarakat melihat tanamannya menghitam seperti terkena racun, sehingga fenomena itu disebut dengan embun upas.

Kendati demikian, ia mengakui fenomena embun upas menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan karena Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng seolah berselimutkan salju.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif