SOLOPOS.COM - Ahmad Paserin atau karib disapa Sirin, tengah memasak Bubur India di Masjid Pekojan, Kelurahan Purwodinatan, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Senin (18/3/2024). (Solopos.com/Adhik Kurniawan).

Solopos.com, SEMARANG — Bagi sebagian besar umat Islam di Kota Semarang, kuliner bubur india bukanlah sesuatu yang asing. Kuliner ini selalu muncul saat bulan puasa atau Ramadan untuk disajikan sebagai santapan berbuka di Masjid Pekojan, Kelurahan Purwodinatan, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang.

Pun demikian dengan Ramadan tahun ini. Sajian kuliner bubur india yang kaya akan rempah-rempah kembali menjadi andalan pengurus Masjid Pekojan untuk santapan berbuka atau takjil jemaah yang hadir di masjid tersebut.

Promosi BRI Pastikan Video Uang Hilang Efek Pemilu untuk Bansos adalah Hoaks

Seorang jemaah, Rudi Suprapto, mengaku jauh-jauh datang dari Kabupaten Kendal, hanya untuk menyantap bubur india saat buka puasa di Masjid Pekojan. Pria berusia 58 tahun itu mengaku hampir setiap tahun merasakan bubur india di masjid tersebut.

“Tiap tahun kalau puasa pasti ke sini [Masjid Pekojan]. Paling dua sampai tiga kali ke sini, menyempatkan makan bubur india. Kalau ditanya kenapa? ya tertarik saja, sekalian mencari berkah,” ujar Rudi kepada Solopos.com, Senin (18/3/2024).

Tradisi buka puasa dengan bubur india ini memang sudah menjadi ciri khas Masjid Pekojan sejak ratusan tahun lalu. Tradisi ini kali pertama dibawa para pedagang dari Gujarat yang datang ke Semarang.

Mereka pun mewariskan resep membuat bubur india kepada masyarakat sekitar. Banyak di antara mereka juga yang menetap di Kampung Pekojan hingga meninggalkan keturunan yang masih ada hingga kini.

Bubur india di Masjid Pekojan sendiri dibuat oleh tiga juru mask. Mereka meracik adonan bubun berbahan dasar besar ke panci raksasa di atas tungku kayu berusia ratusan tahun. Dalam panci raksasa itu, mereka mencampurkan santan, bawang merah, bawang putih, daun pandan, daun salam, wortel, hingga aneka rempah seperti sereh, kayu manis, jahe, dan garam.

Dalam kurun waktu dua jam, para juru masak ini pun sibuk meracik bubur india. Setelah selesai, bubur disajikan ke mangkuk dengan ditambahkan bahan pelengkap seperti sayur, sambal, dan daging kambing.

Marbut Masjid Pekojan, Ahmad Paserin atau karib disapa Sirin, mengaku bubur india hanya dibuat selama bulan suci Ramadan. Setiap harinya, ada sekitar 200 mangkuk bubur india yang disediakan bagi jemaah atau musafir yang ingin berbuka puasa di masjid tersebut.

“Setiap harinya rata-rata bisa habis 20 kilogram (kg) beras,” ujar Sirin kepada Solopos.com, Senin (18/3/2024).

Sebagai upaya menjaga cita rasa bubur india yang khas, Sirin mengaku masih menggunakan resep warisan perantau Gujarat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya