Jateng
Senin, 13 April 2020 - 04:20 WIB

Bubur India Sudah Seabad Jadi Karya Kuliner Khas Kota Semarang

Dhina Cantya  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bubur India yang hanya disajikan saat bulan puasa di Masjid Jami Pekojan, Jl. Petolongan No. 1, Kota Semarang, Jawa Tengah. (Instagram—Ambar_adi_winarso)

Solopos.com, SEMARANG — Sudah seabad bubur india menjadi karya kuliner yang akrab dengan lidah warga Kota Semarang. Bubur itu biasa menjadi pelengkap berbuka puasa setiap bulan puasa Ramadan tiba.

Meski namanya bubur india, karya kuliner tersebut bukan berasal dari negara tempat Shah Rukh Khan lahir. Konon, menu orisinal bubur itu diracik oleh pedagang asal India saat menyebarkan agama Islam di Kota Semarang, bertahun-tahun silam.

Advertisement

Itulah mengapa diberi nama bubur india. Menu turun-temurun tersebut hanya disajikan saat Ramadan di Masjid Jami Pekojan, Jl. Petolongan No. 1, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Polisi Jeratkan Pasal Berlapis 3 Penolak Pemakaman Pasien Covid-19

Advertisement

Polisi Jeratkan Pasal Berlapis 3 Penolak Pemakaman Pasien Covid-19

Pengolah bubur ini pun tak boleh sembarang orang. Dilansir dari Detik.com, Kamis (12/3/2020), Ahmad Ali adalah orang yang dipercaya menjadi pewaris generasi keempat resep tradisional bubur tersebut.

Rempah-rempah yang digunakan untuk meracik bubur khas itu, antara lain potongan jahe, daun salam, daun pandan, irisan bawang bombai, kayu manis, cengkih, serta bumbu rahasia khas Timur Tengah.

Advertisement

Uskup Agung Semarang Ajak Umat Bantu Warga Terkarantina Covid-19

Pertama, beras direbus dalam kuali sekitar tiga jam hingga lunak menjadi bubur. Kemudian, rempah-rempah dimasukkan dalam kuali. Selanjutnya adonan itu harus diaduk secara konsisten agar tekstur dan aroma bubur tetap terjaga.

Kaya Gizi

Bubur yang dipastikan memiliki gizi yang tinggi itu bisa bertahan hingga kurun waktu 24 jam. Selain rempah-rempah, cara memasak yang masih menggunakan tungku dari kayu juga membuat bubur itu menghasilkan rasa yang autentik.

Advertisement

Bubur tradisional ini biasanya dihidangkan dengan lauk pelengkap. Gule kambing, gule ayam, dan kuah telur adalah sebagian di antaranya. Dalam penyajiannya, bubur itu juga tepat ditambah kurma, susu cokelat panas, dan buah semangka.

Makam Sudah Digali, Jenazah Perawat Positif Corona di Semarang Ditolak Warga

Untuk pembuatan dan mempersiapkan bubur india itu, Ahmad Ali dibantu beberapa warga. Sekitar 150 porsi sampai 200 porsi disajikan setiap hari saat bulan Ramadan.

Advertisement

Bubur india mulai dihidangkan sejak tahun 1878 ketika pedagang dari India, Gujarat, dan Pakistan datang dan menetap di Petolongan, Semarang.  Mereka kemudian membangun Masjid Pekojan.

Nama Pekojan sendiri konon diambil dari "koja" yang merupakan sebutan untuk keturunan Pakistan.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif