SOLOPOS.COM - Petani mengamati tanaman cabai keriting yang layu akibat terendam air luapan Kali Dengkeng sepekan yang lalu. Kondisi tersebut membuat petani waswas karena tanaman diprediksi bakal mati. Foto diambil belum lama ini. (Shoqib A/JIBI/Solopos)

Petani mengamati tanaman cabai keriting yang layu akibat terendam air luapan Kali Dengkeng sepekan yang lalu. Kondisi tersebut membuat petani waswas karena tanaman diprediksi bakal mati. Foto diambil belum lama ini. (Shoqib A/JIBI/Solopos)

Petani mengamati tanaman cabai keriting yang layu akibat terendam air luapan Kali Dengkeng sepekan yang lalu. Kondisi tersebut membuat petani waswas karena tanaman diprediksi bakal mati. Foto diambil belum lama ini. (Shoqib A/JIBI/Solopos)

Budi Daya cabai di Temanggung terus digiatkan. Sayangnya saat ini tanaman cabai di wilayah Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, terserang hama patek.

Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

 

Kanalsemarang.com, TEMANGGUNG- Tanaman cabai di wilayah Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, terserang hama patek dan busuk batang akibat tingginya intensitas hujan akhir-akhir ini.

Petani Desa Tlogomulyo, Mudiyono di Temanggung, Senin (27/4/2015), mengatakan tingginya intensitas hujan akhir-akhir ini membuat tanaman cabai mudah terserang hama patek dan busuk batang.

Ia mengatakan tanaman cabai merah keriting miliknya yang baru beberapa kali panen tiba-tiba buahnya mengering karena diserang hama patek.

Ia mengakui kurang mengantisipasi sejak awal terhadap serangan hama patek sehingga buah cabai dari sekitar 1.800 tanaman cabai miliknya kini tidak bisa dipanen karena buahnya mengering.

“Akibat serangan hama patek membuat kami tidak panen dan merugi sekitar Rp5 juta,” katanya seperti dikutip Antara.

Ia menuturkan serangan patek cepat sekali, jika terdapat bintik hitam pada buah cabai maka dalam tiga hari akan mengering.

Petani Desa Sriwungu, Tlogomulyo, Salamah mengatakan sebagian tanaman cabai rawit di lahan seluas 2.500 meter persegi terserang hama patek dan busuk batang sehingga panennya tidak bisa maksimal.

Ia menuturkan setiap empat hari sekali dapat memanen cabai rawit sebanyak 2,5 kwintal, namun sekitar 10 kilogram di antaranya cabai mengering karena terserang patek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya