Jateng
Kamis, 30 April 2020 - 06:50 WIB

Bukan Hanya Memesona, Bledug Kuwu Grobogan Juga Punya Legenda Unik

Arif Fajar S. & Dhina Cantya  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Objek Wisata Bledug Kuwu yang berlokasi di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Purwodadi, Jawa Tengah. (Instagram—anggarawrepe)

Solopos.com, PURWODADI — Bledug Kuwu biasa menjadi tujuan wisata bagi mereka yang singgah di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Objek wisata alam unik di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan itu punya kisah yang melegenda di balik memesonanya destinasi tersebut.

Bledug Kuwu merupakan objek daya tarik wisata dengan pesona alam yang luar biasa. Fenomena alam yang menarik di sana adalah letupan-letupan lumpur yang mengandung garam secara terus-menerus. Padahal, secara geologis, lokasi Bledug Kuwu ini jauh dari laut.

Advertisement

Masyarakat di seputaran Grobogan percaya jika fenomena di Bledug Kuwu ada kaitannya dengan legenda Jaka Linglung. Ia adalah seekor naga yang mengaku menjadi anak Aji Saka alias Raja Medang Kamolan. "Pada abad ketujuh masehi, ada seekor naga mengaku sebagai anak Aji Saka yang saat itu menjadi raja Medang Kamolan di Grobogan," cerita Pujiyanto, salah seorang pegiat wisata kepada Semarangpos.com.

Charoen Pokphand Borong 1 Juta Ayam Peternak, Harga Anjlok Penyebabnya...

Advertisement

Charoen Pokphand Borong 1 Juta Ayam Peternak, Harga Anjlok Penyebabnya...

Sebelum Kerajaan Medang Kamolan dipimpin oleh Aji Saka, ada seorang raja yang arogan dan senang memakan daging manusia. Raja tersebut terkenal dengan nama Dewata Cengkar.

Perilakunya yang bengis membuat rakyat Medang Kamolan menjadi ketakutan. Segala upaya untuk melenyapkan Dewata Cengkar dilakukan. Namun nihil, tidak ada yang berhasil mengalahkan raja tersebut.

Advertisement

Di Balkon Gedung Bekas Kantor Semarang, Billy Christian dkk. Merinding...

Ia merasa prihatin dengan penderitaan rakyat Medan Kamolan. Ia pun bertekad untuk menghentikan kekejaman Dewata Cengkar dengan cara adu kesaktian.

Seperti dihimpun dari website Grobogan.id, rakyat Medang Kamolan menaruh harapan besar kepada Aji Saka, setelah mendengar pernyataan tersebut. Karena arogan, Dewata Cengkar meladeni Aji Saka.

Advertisement

Ia juga menjanjikan separuh wilayah Medang Kamolan akan diberikan kepada Aji Saka jika menang. Namun sebaliknya, jika Aji Saka kalah, tubuhnya akan menjadi santapan lezat Dewata Cengkar.

Mengulas Sejarah Gedung Jiwasraya Kota Lama Semarang

Aji Saka menyetujui ucapan Dewata Cengkar. Ia berpesan kepada Dewata Cengkar untuk mengubur tulang tubuhnya selebar ikat kepala yang sedang ia pakai. Setelah itu, ia melepas ikat kepalanya dan meletakkan di tanah.

Advertisement

Hal aneh pun terjadi. Ikatan tersebut melebar dan membuat lubang yang besar. Dewata Cengkar langsung tercebur di laut Selatan dan berubah wujud menjadi buaya putih. Rakyat yang melihat itu merasa jika Aji Saka harus menjadi raja Medang Kamolan.

Nah, setelah dia menjadi raja, suatu hari muncul seekor naga yang mengaku sebagai anaknya bernama Jaka Linglung. Namun, setelah melihat wujudnya, Aji Saka mengusirnya secara halus.

Duh, 60 Tenaga Kesehatan di Jateng Positif Covid-19

Ia membuat sebuah perjanjian dengan sang anak. Jaka Linglung diminta untuk membunuh buaya putih jelmaan Dewata Cengkar di Laut Selatan. Jika berhasil, maka Aji Saka akan mengakuinya sebagai anak.

Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif