Jateng
Kamis, 10 Juni 2021 - 10:33 WIB

Bulog Banyumas Kirim 500 Ton Beras ke Luar Jawa

Newswire  /  Alvari Kunto Prabowo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Stok beras di Gudang Bulog. (Antara/Dedhez Anggara)

Solopos.com, BANYUMAS – Stok beras di Kabupaten Banyumas terbilang melimpah dan hal ini ditunjukkan oleh Perum Bulog Cabang Banyumas  yang mengirim beras untuk daerah di luar Jawa.

Mengutip liputan6.com, Kamis (10/6/2021), pengiriman itu untuk memenuhi kebutuhan beras di wilayah seberang pulau.  Pengiriman ini juga merupakan upaya pengurangan stok gabah dan beras di wilayah Ini.

Advertisement

Sejauh ini Bulog Banyumas telah mengirimkan 500 ton beras untuk daerah luar Jawa. Pengiriman akan terus dilakukan secara bertahap. “Kami juga sudah sampai mengirim sampai ke luar Jawa, kemarin sudah 500 ton,” kata Kepala Cabang Bulog Banyumas, Dani Satrio.

Baca Juga : Siboen, Montir Bengkel Banyumas yang Tembus Gold Button Youtube

Advertisement

Baca Juga : Siboen, Montir Bengkel Banyumas yang Tembus Gold Button Youtube

Dia menjelaskan, saat ini stok beras di tingkat petani, pedagang sedang melimpah, akibatnya pasar beras lesu. Bulog Banyumas sudah berupaya menyerap gabah semaksimal mungkin. Bahkan, seluruh gudang bulog telah penuh, termasuk empat gudang filial (tambahan) di empat kabupaten wilayah kerja Bulog Banyumas.

Sementara, pada Juli nanti panen raya masa tanam kedua (MT 2) juga sudah dimulai. “Intinya langkah kami yakni sudah mengambil dari petani secara maksimal. Itu gudang-gudang di Cilacap semuanya sudah penuh,” ujarnya.

Advertisement

Baca Juga : Telaga Kumpe di Banyumas Dipercaya Bekas Pijakan Kaki

Menurut dia, kebutuhan beras juga menurun akibat pandemi Covid-19. Pasalnya, banyak pembatasan aktivitas yang menyebabkan serapan beras seret. Sementara, harga gabah di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah terjun bebas sejak panen raya masa tanam pertama (MT 1) Maret lalu.

Hingga saat ini, harga gabah belum beranjak naik dan menyebabkan gabah di tingkat petani menumpuk. Presidium Serikat Tani Mandiri (Stam) Cilacap, Petrus Sugeng mengatakan, petani kesulitan menjual gabah. Selain itu, harga gabah kering giling (GKG) juga sangat rendah, yakni Rp3.500–Rp3.800 per kilogram.

Advertisement

Akibatnya, petani terpaksa menyimpan gabahnya di gudang tanpa bisa menjual. Padahal, dalam kondisi normal, harga gabah kering giling mencapai Rp4.500–Rp4.800 di tingkat petani. Namun, kini harga gabah turun dan sulit dijual. “Alasannya pedagang kesulitan menjual berasnya,” Sugeng menuturkan.

 

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif