Jateng
Senin, 11 Oktober 2021 - 22:44 WIB

Caos Dhahar, Makanan Khas Demak Favorit Sunan Kalijaga

Yesaya Wisnu  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Caos Dhahar, makanan khas Kadilangu, Kabupaten Demak (Sumber: Youtube)

Solopos.com, DEMAK — Caos Dhahar, makanan khas Kabupaten Demak, Jawa Tengah, ini merupakan warisan dari leluhur yang sangat melegenda. Konon, makanan ni menjadi kesukaan Sunan Kalijaga, salah satu Wali songo yang dihormati sebagai penyebar agama Islam di Pulau Jawa melalui media seni dan budaya.

Dilansir dari Detik.com, Senin (11/10/2021), makanan yang lengkapnya disebut sebagai Chaos Dhahar Lorogending ini biasanya disajikan dalam hari-hari besar ataupun sebagai hidangan untuk menyambut tamu.

Advertisement

Makanan ini awalnya bermula dari Kecamatan Kadilangu sehingga secara spesifik dikenal sebagai makanan khas kecamatan tersebut. Makanan ini adalah olahan daging ayam dan ikan lele yang diberi bumbu pecel atau kacang.

Sandiaga Uno saat menjajal Caos Dhahar di kediaman keluarga keturunan Sunan Kalijaga (Sumber: Detik.com)

Baca Juga: Panen Raya Jagung di Desa Menoreh

Advertisement
Sandiaga Uno saat menjajal Caos Dhahar di kediaman keluarga keturunan Sunan Kalijaga (Sumber: Detik.com)

Baca Juga: Panen Raya Jagung di Desa Menoreh

Salah satu pebuat  Caos Dhahar yang ada di Kecamatan Kadilangu, Sri Lestari, menjelaskan bahwa untuk mengolah daging ayam dan ikan lele ini menjadi Caos Dhahar. Awalnya daging ayam dan ikan lele dibakar hingga kering lalu dilumuri sambal kacang

Kemudian terpisah, sayur pendukungnya yang disebut roro gending adalah olahan daun mengkudu muda yang dipotong-potong kemudian dicampur dengan bumbu urap yang terdiri dari parutan kelapa dan bumbu rempah khas urap.

Advertisement

Baca Juga: Wisata Udara di Jepara Serasa di Bali Hlo

Sri Lestari yang masih keturunan trah Sunan Kalijaga ini mengatakan syarat untuk mengolah makanan legendaris ini harus diolah oleh seorang wanita yang sudah menopause atau sudah tidak mengalami ‘bulanan’

Berbeda dengan menu khas daerah lainnya, Caos  Dhahar tidak diperjualbelikan di warung. Makanan ini dibuat berdasarkan pesananan pelanggan yang hendak mengadakan sebuah acara besar. Bahkan makanan ini menjadi penentu apakah sebuah hajatan berhasil atau tidak dengan dinilai dari rasa Caos Dhahar tersebut.

Advertisement

Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa Caos Dhahar ini disajikan saat acara besar atau menyambut tamu dan Sandiaga Uno menjadi salah satu tamu agung yang merasakan Caos Dhahar tersebut. Kala itu,  2019, Sandi, panggilan akrab pria yang sekarang menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini, sedang berkunjung ke Kabupaten Demak

Baca Juga: Ada Ikan Dewa di Telaga Sarangan, Air Surut Bagaimana Kondisinya?

Dia mencicipi makanan tersebut saat bersilahturahmi di keluarga salah satu keturunan Sunan Kalijaga dan saat bersilahturahmi itu, Sandi disuguhi Caos Dhahar ini. Dalam video yang dia unggah di laman Instagramnya, Sandi menjelaskan bahwa makanan ini terdiri dari nasi golong, urap daun mengkudu muda, trancam, sayur bening dan kelor, gereh petek dan yang menjadi bintang utamanya, pecel lele dan ngkung ayam jaog yang dibakar dan dilumuri saus kacang.

Advertisement

Makna Filosofis Caos Dhahar

Dalam Bahasa Jawa, caos dhahar sendiri memiliki arti memberi makan. Setiap lauk yang disajikan dalam hidangan ini juga memiliki filosofi mendalam. Nasi golong yakni nasi yang disajikan bulat dibungkus daun pisang. Ini mengandung makna bersatunya makhluk dengan Sang Pencipta.

Sementara urap mengkudu memiliki makna menyatu yang berarti suka atau tidak suka, wajib melaksanakan semua irama kehidupan, Irama atau alur kehidupan ini bisa berarti menyenangkan maupun menyedihkan.

Pecel lele disajikan sebagai simbol ikan yang aktif bergerak. Ini melambangkan para punggawa (pemimpin) harus aktif dan kuat dalam melayani masyarakat. Demikian juga ayam jago yang melambangkan kekuatan besar bagi pemimpin yang kuat

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif