SOLOPOS.COM - Polisi dan tentara masih berada di Desa Wadas pada Sabtu (12/1/2022). (Twitter @Wadas_Melawan)

Solopos.com, PURWOREJO — Rencana penambangan batu andesit di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, masih menuai kontroversi. Sebagian warga yang bekerja sebagai petani lokal menolak penambangan karena akan merusak lingkungan, ekosistem, dan masa depan mereka.

Warga menolak penambangan untuk mendukung proyek Bendungan Bener karena mencemari 28 titik sumber air yang biasa mereka manfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari. Meraka yakin keberadaan tambang akan merusak lingkungan, apalagi jika material batu andesit dieksploitasi besar-besaran, karena penambangan dilakukan dengan cara peledakan.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Ridwan Djamaluddin, menjelaskan, proses penambangan belum dilakukan, karena masih dalam tahap pengukuran dan menentukan lokasi. Dia mengatakan, penambanga batu andesit di Desa Wadas dilakukan dengan cara diledakkan.

Baca juga: Mereka yang Untung dari Tambang Batu Andesit di Desa Wadas

Peledakan dilakukan untuk mendapatkan target produksi harian untuk bendungan. Dia juga menegaskan penambangan bukan untuk kepentingan komersial.

Dalam laporan seri kolaborasi bertajuk Bencana yang Diundang dari Jaringan Advokasi Tambang Mining Advocary Network, Trend Asia, dan #BersihkanIndonesia yang diterbitkan April 221, dijelaskan bahwa proses penambangan dengan peledak nantinya akan mengganggu kaum wanita di Desa Wadas. Perempuan Wadas yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempa Dewa), dengan tegas menolak penambangan batu andesit tersebut.

Saat penambangan berlangsung, proses peledakan batuan dengan dinamit akan mengganggu aktivitas perempuan dan anak-anak. Mereka khawatir tidak bisa belajar dan beribadah dengan tenang. Lantas, bagaimana normalnya penambangan batu andesit?

Baca juga: Trauma Warga Wadas: Suami Ditangkap, Anak Istri Kurung Diri di Rumah

Penambangan Batu Andesit

Dani Permana Sudarmoko dalam tesisnya berjudul Strategi Pengelolaan Penambangan Batu Andesit di Kecamatan/Kabupaten Wonogiri yang diterbitkan Universitas Sebelas Maret (UNS) pada 2016 membedah cara penambangan batuan alam tersebut.

Kegiatan eksplorasi batu andesit melalui dua tahap, yaitu penelitian geologi dan penelitian geofisika. Penelitian geologi dimaksudkan untuk mendapat pemetaan topografi. Sementara penelitian geofisika dilakukan untuk melihat luas penampang yang menghasilkan data lapisan tanah pucuk dan lapisan tanah andesit.

Metode penambangan yang biasa diterapkan dalam kegiatan eksplorasi batu andesit adalah tambang terbuka atau quarry. Penambangan dilakukan dari puncak ke bawah secara bertahap membentuk jenjang.

Baca juga: Konflik Desa Wadas: Tanah Ditambang, Kiamat Datang?

Tahapannya dimulai dengan persiapan (development) sarana prasarana tambang. Dilanjutkan pembersihan permukaan (land clearing) lahan yang ditumbuhi pepohonan dengan alat berat.

Pengupasan lapisan penutup (stripping overbuden) dengan back hoe untuk membuang tanah penutup ke lembah terdekat. Pembongkaran (lossening) andesit dari batuan induknya agar dapat dimanfaatkan. Pekerjaan ini bisa dilakukan dengan pengeboran dan peledakan.

Pengeboran ditentukan berdasarkan geometri lubang tembak meliputi berden, kedalaman, pemambat, subdrilling, dan spasi. Alat yang dibutuhkan adalah crawler rock drill (CRD) dan kompresor.

Baca juga: Pulau Jawa Kantung Batu Andesit Indonesia, 2 Titik di Jawa Tengah

Sementara peledakan dilakukan dengan bahan peledak ANFO/damotin. Peledakan dilakukan untuk mendapatkan ukuran produk yang diinginkan melalui perubahan spasi lubang peledak. Selanjutnya proses pemuatan (loading) menggunakan alat mekanis dan dilanjutkan pengangkutan (transporting) ke lokasi yang ditentukan.

Dalam berbagai referensi, tanah surga di Bumi Wadas mengandung sekitar 40 juta meter kubik batu andesit. Penambangan batuan andesit di Desa Wadas menargetkan 15,53 juta meter kubik untuk pembangunan Bendungan Bener. Pemerintah memutuskan batu andesit akan diambil dari Desa Wadas di lahan seluas 145 hektare.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya