SOLOPOS.COM - Ilustrasi festival balon udara di Wonosobo, Jawa Tengah (Jateng). (visitjawatengah.jatengprov.go.id)

Solopos.com, WONOSOBO – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Wonosobo bekerja sama dengan Komunitas Balon Wonosobo menggelar Festival Mudik 2024 di Alun-alun Wonosobo mula 11-21 April 2024.

Dilansir dari laman visitjawatengah.jatengprov.go.id, Festival Mudik merupakan event yang digelar sejak tahun 2023 dengan melibatkan sejumlah event organizer. Acara ini bertujuan sebagai atraksi hiburan bagi masyarakat Wonosobo, khususnya para pemudik.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Selain itu, acara ini juga digelar dalam rangka melestarikan tradisi menerbangkan balon udara di Wonosobo untuk memeriahkan Hari Raya Idulfitri atau momen Lebaran.

Kabid Pemasaran Disparbud Wonosobo, Sri Fatonah Werdiyati Ismangil, mengatakan festival balon merupakan event unggulan Wonosobo yang selalu digemari seluruh kalangan, baik warga lokal maupun luar daerah.

”Selain Festival Balon, dalam Puncak Festival Mudik ini juga digelar festival kuliner dan pertunjukan seni budaya,” kata Fatonah.

Dia menambahkan, jika pada tahun 2023 festival balon digelar di delapan lokasi, tahun ini dikembangkan menjadi 14 loksi. Ke-14 lokasi yang digunakan menggelar festival balon itu yakni Desa Kembaran Kalikajar, Desa Simbang Kalikajar, Lamuk Kalikajar, Reco Kertek, Karangluhur Kertek, Candiyasan Kertek, Bojasari Kertek, Wringinanom Kertek. Selanjutnya, Semayu Selomerto, Jaraksari Wonosobo, Sambek, Gondang Watumalang, Mudal Mojotengah dan puncaknya di Alun-alun Wonosobo.

Dia menandaskan, khusus Puncak Festival Mudik yang digelar di Alun-Alun Wonosobo, target balon yang akan ‘Mumbul Bareng’ (istilah penerbangan balon secara bersama-sama dengan ditambatkan) yaitu 40 balon.

”Balon-balon ini akan dinaikkan sejak pukul 06.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB. Mengapa dinaikkan di pagi hari, karena di saat itulah waktu terbaik bagi balon raksasa setinggi 7 meter dan berdiameter 3-4 meter ini terbang karena angin masih stabil,” bebernya.

Fatonah pun menjabarkan motif dan teknik pembuatan balon khas Wonosobo. Dipaparkannya, balon-balon ini terbuat dari kertas dengan motif-motif khas Wonosobo yang sangat bervariasi dan warna-warna yang kontras.

Setiap balon tradisional diisi dengan udara melalui metode pengasapan yang dihasilkan dari pembakaran batok kelapa di tungku bekas kaleng biskuit kurang lebih selama 30 menit oleh kurang lebih 5-7 orang dengan sangat kompak.

Setiap balon yang dibuat, lanjut dia, melalui proses yang rumit memerlukan waktu pembuatan rata-rata dua pekan hingga satu bulan lamanya.

”Nantinya balon-balon tersebut akan dinaikkan setinggi rata-rata 75-150 meter dan tidak boleh dilepas. Balon akan diturunkan jika sudah mulai kehabisan udara dan akan diasapi lagi jika masih memungkinkan cuacanya untuk dinaikkan kembali,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya