Jateng
Selasa, 12 Oktober 2021 - 20:13 WIB

Cegah Abrasi, Polres Batang Tanam 60.000 Tanaman Bakau di Pantai

Newswire  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kapolres Batang, AKBP Irwan Susanto, saat menanam mangrove di Pantai Sigandu, Batang, Selasa (12/10/2021). (Antara)

Solopos.com, BATANG — Sebanyak 60.000 tanaman bakau atau mangrove ditanam di sepanjang pesisir pantai Kabupaten Batang, Jawa Tengah (Jateng), Selasa (12/10/2021).

Penanaman mangrove yang digelar Polres Batang bersama forum komunikasi pimpinan daerah (forkompinda) ini merupakan salah satu upaya mencegah abrasi.

Advertisement

“Penanaman bibit mangrove akan dilaksanakan hingga Desember 2021. Kegiatan ini sejalan dengan program ‘Mageri Segoro’ yang digagas Polda Jawa Tengah,” kata Kapolres Batang, AKBP Irwan Susanto, dikutip dari Antara.

Baca juga: Bukan Hanya Semarang, 7 Kota Ini Juga Berpotensi Tenggelam

Advertisement

Baca juga: Bukan Hanya Semarang, 7 Kota Ini Juga Berpotensi Tenggelam

Ia mengatakan sebelum melakukan penanaman, pihaknya sudah melakukan pendataan terlebih dahulu terhadap kondisi pesisir pantai. Hal itu dilakukan guna memastikan titik paling utama yang membutuhkan tanaman bakau.

“Kami hadir di sepanjang pesisir pantura Batang dalam rangka mencegah abrasi. Ini dilakukan secara serentak di jajaran polres yang adai di pantura,” jelasnya.

Advertisement

Bupati Batang, Wihaji, mengatakan Kabupaten Batang memiliki panjang pesisir 74 kilometer (km), yaitu mulai dari perbatasan Kota Pekalongan hingga Kabupaten Kendal. Adapun tantangan atau kondisi masalah pantai adalah abrasi, bahkan di sejumlah titik pesisir pantai sudah parah.

“Oleh karena itu, kami atas nama pemerintah daerah berterima kasih pada Polda Jateng dalam hal ini Polres Batang, yang mempunyai inisiatif program menanam mangrove,” kata Bupati Wihaji.

Baca juga: Program Penanaman Mangrove BPDASHL Solo Mengakomodasi Kearifan Lokal

Advertisement

Ia menilai pemilihan penanaman bibit mangrove atau tanaman bakau di pantai ini sangat tepat karena bisa membantu masyarakat yang berada di sekitar pesisir pantai.

Dampak abrasi di pesisir pantai, kata dia, jika tidak ditangani dengan serius maka kondisi kawasan Pantai Sigandu yang saat ini mirip Jimbaran Bali bisa hilang.

“Kalau tidak hati-hati, pantainya bisa sampai ke jalan raya. Dulu, jarak pantai dengan jalan masih sekitar 300 meter tetapi sekarang sudah saling berdekatan,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif