Jateng
Jumat, 3 Februari 2023 - 09:53 WIB

Cegah Demam Berdarah Meluas, DKK Salatiga Fogging Perumahan di Argomulyo

Hawin Alaina  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas Dinas Kesehatan Kota Salatiga saat melakukan fogging di Perumahan Tegalrejo Permai, Argomulyo, Salatiga. (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA — Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga melakukan fogging di Perumahan Tegalrejo Permai, Kecamatan Argomulyo, Salatiga. Hal itu dilakukan menyusul adanya warga yang terkena demam berdarah di daerah setempat.

Kabid Pencegahan dan pengendalian penyakit DKK Salatiga, Prasit Al Hakim, mengatakan fogging dilakukan untuk menekan berkembangnya nyamuk pembawa virus dengue. Fogging dilakukan dengan menggunakan mobil keliling yang dilengkapi dengan alat semprot otomatis.

Advertisement

Penggunaan mobil keliling tersebut menurutnya lebih efektif. Sebab tidak terlalu membutuhkan banyak tenaga. Selain itu jangkauan insektisida yang disemprotkan juga lebih luas.

“Alat kami letakkan di mobil, secara otomatis alat itu bisa menyemprot. Walaupun penyemprot di jalan, insektisida bisa menjangkau rumah-rumah karena memang menggunakan kandungan [insektisida] yang lebih tinggi daripada penyemprotan biasa,” terang Prasit, Jumat (3/2/2023).

Advertisement

“Alat kami letakkan di mobil, secara otomatis alat itu bisa menyemprot. Walaupun penyemprot di jalan, insektisida bisa menjangkau rumah-rumah karena memang menggunakan kandungan [insektisida] yang lebih tinggi daripada penyemprotan biasa,” terang Prasit, Jumat (3/2/2023).

Terhadap daerah sulit diakses menggunakan mobil atau kawasan padat penduduk, DKK Salatiga melakukan fogging dengan cara manual.
Prasit menyebut kasus demam berdarah di Salatiga mulai merebak sejak bulan Desember 2022. Sejauh ini, pihaknya mencatat ada 11 pasien.

“Kalau kami cermati di bulan Januari kemarin itu ada 9 kasus demam berdarah dengue (DBD) dengan satu kasus dengue shock syndrome (DSS). Jadi total ada 10 kasus,” ungkapnya.

Advertisement

“Bulan Desember lalu ada 11 kasus. Januari ada 10 kasus. Kami berharap ini mulai tren penurunan,” katanya.

Dikatakannya iklim menjadi salah satu faktor berkembangnya nyamuk Aedes aegypti. Mulai Desember dan Januari, curah hujan dinilai cukup tinggi sehingga banyak genangan air yang menjadi sarang nyamuk berkembang biak.

“Faktor utamanya itu keberadaan jentik nyamuk yang tidak terkendali,” ungkapnya.

Advertisement

Guna mencegah berkembangnya nyamuk Aedes aegypti, Prasit mengimbau kepada masyarakat agar melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

“Yaitu melakukan 3M plus. Membersihkan dan menguras tempat yang menjadi sarang nyamuk,” katanya.

Ketua RT 003 Perum Tegalrejo Permai, Tomo, mengatakan bulan Januari warganya mulai ada yang terkena demam berdarah dan dirawat di Semarang.

Advertisement

“Mulai kemarin ada satu orang, total dua yang positif. Kami berinisiatif meminta petunjuk lewat grup RT/RW Tegalrejo bagaimana mengatasinya. Salah satunya dengan fogging,” terang dia.

Diakuinya warga perumahan tersebut terdapat enam orang yang terjangkit demam berdarah secara berurutan sejak awal Januari. Mereka yang terserang DBD masih dalam satu RT.

“Enam orang itu yang dirawat di Rumah Sakit [guna pencegahan serangan DBD ke depan, warga juga rutin membersihkan bak atau tempat yng bisa menjadi sarang nyamuk],” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif