SOLOPOS.COM - Proyek Bendungan Bener di Purworejo, Jawa Tengah. (Antara)

Solopos.com, PURWOREJO — Sampai saat ini kontroversi penambangan batu andesit di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah masih menuai kontroversi. Tambang di Desa Wadas itu diperlukan untuk menyuplai kebutuhan batu andesit untuk proyek Bendungan Bener.

Desa Wadas sama sekali tidak tergenang Bendungan Bener. Hubungan keduanya adalah batu andesit dari Desa Wadas akan ditambang dan dikirim ke Desa Guntur sebagai material fondasi Bendungan Bener. Batu andesit Desa Wadas dinilai paling cocok untuk kekokohan bendungan tertinggi di Asia Tenggara tersebut.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Baca juga: Ini Alasan Batu Andesit Desa Wadas Dipakai di Bendungan Bener Purworejo

Kabid Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Serayu Opak, Yosiandi Radi Wicaksono, mengatakan, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) Bendungan Bener dan penambangan terbuka (kuari) batu andesit Desa Wadas, Kabupaten Purworejo dijadikan satu untuk mencegah kerusakan lingkungan pasca-penambangan.

“Dijadikannya satu Amdal Bendungan Bener dan kuari batu andesit Desa Wadas banyak menimbulkan pertanyaan, karena lokasi Bendungan Bener di Desa Guntur dan Desa Wadas berjarak 10 kilometer. Tujuan amdal jadi satu itu justru untuk mencegah kerusakan lingkungan pasca-penambangan,” kata dia saat dikonfirmasi di Purworejo, Jateng, seperti dikutip dari Antara, Kamis (24/2/2022).

Baca juga: Segini Ganti Rugi Lahan Bendungan Bener Purworejo, Worth It?

Menurut dia, satu amdal untuk Bendungan Bener dan kuari batu andesit Desa Wadas sudah melalui pertimbangan matang. Ia mengungkapkan Bendungan Bener memerlukan sekitar 8,5 juta meter kubik batu andesit dari Desa Wadas.

“Begitu batu andesit bendungan terpenuhi, penambangan di Desa Wadas akan ditutup dengan tanah. Lokasi penambangan akan menjadi perkebunan atau tempat pariwisata dan diserahkan kembali kepada rakyat untuk dikelola,” katanya.

Ia menuturkan pembelian lahan Desa Wadas oleh pemerintah seluas lebih dari 110 hektare tujuannya juga untuk mencegah kerusakan lingkungan.

“Kalau lokasi tambang tidak dibeli pemerintah dan jadi pertambangan rakyat, justru hal itu berbahaya dan bisa menimbulkan kerusakan lingkungan,” katanya.

Baca juga: Nyadran, Tradisi Pemersatu Warga di Desa Wadas

Menurut dia, masyarakat tidak perlu khawatir mengenai isu kerusakan lingkungan dari penambangan terbuka batu andesit di Desa Wadas.

“Semua sudah dipikirkan matang-matang dengan tujuan untuk mengurangi kerusakan lingkungan dan gangguan penambangan terhadap warga Wadas,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya