SOLOPOS.COM - Ilustrasi kesenian Gambang Semarang. (scymark.semarangkota.go.id)

Solopos.com, SEMARANG – Semarang dikenal sebagai tempat bermukimnya banyak etnis, seperti Eropa, Arab, Tionghoa, dan Melayu. Oleh sebab itu, proses akulturasi budaya masing-masing etnis terjadi di Semarang. Salah satu proses akulturasi dari budaya Tionghoa dengan Jawa adalah kesenian Gambang Semarang.

Gambang Semarang merupakan kesenian musik tradisional kerakyatan dari Semarang dan gabungan dari seni musik, vokal, tari dan lawak. Dilansir dari kebudayaan.pdkjateng.go.id, Gambang Semarang telah diresmikan sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada tahun 2018 sesuai dengan SK Mendikbud RI.

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

Alunan musik yang mengiringi gerak telapak kaki secara dinamis dan sesuai irama lagu merupakan ciri khas dari kesenian Gambang Semarang. Lagu Gambang Semarang yang digagas oleh Lie Hoo Soen pada tahun 1898-1986, merupakan turunan kesenian Betawi, Gambang Kromong, yang lekat akan budaya Tionghoa. Lie Hoo Soen merupakan seorang anggota Volksraad yang gemar memainkan musik keroncong sekaligus anggota organisasi seni “Krido Handoyo”.

Tetapi ada juga versi lain mengenai asal mula Gambang Semarang. Dilansir dari beberapa sumber, kesenian Gambang Semarang merupakan perpaduan antara seni lokal masyarakat Semarang dengan budaya Tionghoa.

Di tahun 1939, terdapat seorang pengamen keliling di Semarang yang bermain musik dengan instrumen musik Tionghoa seperti kongahyan yana, tekhian, sukhong, krenceng, terompet kecil, alat musik gesek, dan suling. Pengamen tersebut juga menggunakan instrumen Jawa seperti bonang, gambang, dan gong. Instrumen-instrumen tersebut sama dengan instrumen musik yang digunakan Gambang Semarang era 1932-1960.

Nuansa Jawa dan China dalam kesenian ini dapat dilihat dari busana yang dipakai oleh penyanyi dan penari yang memakai kebaya bordir dan sarung pesisiran. Kesenian Gambang Semarang berfungsi sebagai hiburan pertunjukan. Gambang Semarang biasanya dipentaskan pada acara seperti perayaan tahun baru Cina di klenteng-klenteng, acara pernikahan, khitanan, karnaval, dugderan (perayaan menyambut bulan suci Ramadhan), dan lain-lain.

Selain itu, kesenian Gambang Semarang juga merupakan kesenian multikultural. Di mana kesenian ini juga berfungsi sebagai simbol pemersatu dan perpaduan dua elemen yang berbeda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya