SOLOPOS.COM - Ilustrasi jamur tiram. (FreepiK)

Solopos.com, MAGELANGDesa Genito, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah saat ini sedang fokus menuju desa wirausaha.

Upaya itu didukung dengan Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Koperasi Mahasiswa (Kopma) Universitas Tidar (Untidar) Magelang.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Untidar, Parmin, mengatakan Tim PPK Ormawa Kopma mengarahkan Desa Genito menjadi desa wirausaha, yaitu desa yang kegiatan kewirausahaan diselenggarakan secara terorganisir oleh warga.

Pengembangan desa wirausaha akan membawa banyak manfaat. Masing-masing manfaat itu, seperti pengurangan kemiskinan, mengurangi laju urbanisasi penduduk, menciptakan lapangan kerja di desa, meningkatkan pendapatan masyarakat, penguatan jenis inovasi usaha di desa, dan pemanfaatan sumber daya alam desa secara rasional keberlanjutan dan layak.

“Semoga kegiatan pengembangan jamur tiram dan tusuk satai menjadi keripik jamur dan es kulkul kekinian ini akan menjadi produk baru Desa Genito. Munculnya produk-produk baru semoga mampu menambah penghasilan dan kesejahteraan warga,” katanya, seperti dikutip dari Antara, Minggu (10/9/2023).

Ketua Tim PPK Ormawa Kopma Untidar, Nurkhasanah, mengatakan perintisan Genito menjadi desa wirausaha diawali mendirikan Sanggar Abyakta dengan 10 anggota.

Sanggar Abyakta sebagai wadah pendidikan, pelatihan, dan pendampingan usaha bagi warga yang tertarik untuk mencari penghasilan tambahan tanpa harus bekerja di luar desa.

Ia menyampaikan beberapa warga Desa Genito mempunyai usaha tusuk satai dan budi daya jamur tiram. Selama ini mereka langsung menjualnya ke tengkulak atau pasar. Tim PPK Ormawa Kopma menemukan celah untuk meningkatkan nilai ekonomi kedua produk tersebut dan bisa menjadi lahan penghasilan warga lain.

“Kami mendampingi warga membuat keripik jamur dan es kulkul. Tidak hanya dalam produksi namun sampai pada pengemasan dan pemasaran,” katanya.

Ketua Sanggar Abyakta, Supiyo, menjelaskan produksi keripik jamur dan es kulkul merupakan usaha rintisan. Warga desa diharapkan dapat membuat produk inovasi lain untuk meningkatkan nilai jual potensi dan sumber daya alam desa.

“Jamur biasanya dijual secara langsung tanpa pengolahan. Setelah diolah menjadi keripik mampu menambah nilai jual dan ketahanan penyimpanan produk sehingga meningkatkan pendapatan warga,” katanya.

Keripik jamur tiram dikemas dalam ukuran kecil dengan harga Rp3.000 dan es kulkul dengan harga satuan Rp2.000. Kedua produk ini menjadi produk usaha baru yang bisa dijajakan kepada anak-anak.

Sumber: Antara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya