SOLOPOS.COM - Pasangan suami istri (pasutri) penjual arang asal Kabupaten Semarang, Budiyono, 68, dan Komsyah, 64, yang tahun ini bisa menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci, Makkah. (Solopos.com-Hawin Alaina)

Solopos.com, UNGARAN — Kisah atau cerita yang penuh inspirasi datang dari pasangan suami istri (pasutri) penjual arang di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng), bernama Budiyono, 68, dan Komsyah, 64. Berkat ketekunan dan kegigihan dalam berusaha dan berdoa, pasutri yang telah menginjak usia lanjut itu akhirnya bisa menggapai keinginan untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci, Makkah, pada tahun 2023 ini. Berikut kisah inspiratif kedua pasutri penjual arang asal Kabupaten Semarang itu.

Menunaikan ibadah haji menjadi sesuatu yang diidam-idamkan hampir seluruh umat Islam di dunia. Segenap upaya pun akan dilakukan agar bisa menjalankan rukun Islam yang kelima itu.

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Pun demikian dengan Budiyono dan Komsyah, pasutri asal Dusun Kalilateng, Desa Mluweh, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang itu. Meski hanya mengandalkan mata pencarian dari berjualan kayu arah, toh dengan tekad yang bulat keduanya bisa menunaikan ibadah haji pada tahun 2023 ini. Keduanya bahkaan tergabung dalam 788 calon haji asal Kabupaten Semarang yang akan diberangkatkan ke Tanah Suci tahun ini.

Komsyah mengaku bersama suaminya telah mencari nafkah sebagai penjual kayu arang sejak 1975 dan akan berangkat ke tanah suci Mekkah pada kelompok terbang (kloter) 16 Minggu (28/5/2023).

“Alhamdulillah kami bisa berangkat bersama tahun ini, ini menyempurnakan rukun Islam,” kata Komsyah, Kamis (25/5/2023).

Komsyah mengaku, ia bersama suaminya selalu menyisihkan uang dari berjualan kayu arang setiap harinya selama 20 tahun terakhir. Selain itu, suaminya juga mengumpulkan uang dari hasil berkebun untuk melunsi pembayaaran biaya haji.

“Dulu menjual arang digendong dari rumah ke Pasar Peterongan Semarang, berangkat pukul 01.00 WIB sampai pasar 08.00 WIB. Harga arang satu gendong 30 kilogram Rp250, sekarang satu plastik 1,2 kilo Rp 5.000. Sekarang sekali kirim 1 sampai 1,5 ton ke pedagang itu,” paparnya.

Batal Berangkat

Komsyah mengaku sebenarnya ingin berangkat haji pada tahun 2020 lalu. Namun, keinginan itu tak tercapai karena adanya pandemi Covid-19. Tahun lalu, ia juga berkeinginan berangkat, namun lagi-lagi keinginan menjalankan ibadah ke Tanah Suci itu batal terlaksana karena adanya pembatasan usia.

Barulah pada tahun 2023 ini, pasutri penjual kayu arang asal Kabupaten Semarang itu akhirnya bisa berangkat ke Tanah Suci secara bersama-sama.

Menunaikan ibadah haji ini, lanjutnya, merupakan perwujudan dari doa orang tua yang menunaikan ibadah haji pada tahun 1993. “Ibu bercerita saat salat di Masjidil Haram seperti melihat saya dan suami, saat pulang haji ibu berkata, ‘tak dongakke nduk, sesok kowe bakal munggah kaji ([aya doakan nak, besok kamu akan pergi berhaji)’,” katanya.

Motivasi dan doa sang ibu membuat semangat mereka berangkat haji semakin besar. “Tapi karena kami hanya menjual arang, menabung dulu agar cukup biayanya,” ucapnya.

Sementara itu, Budiyono mengungkapkan rasa senangnya dapat menunaikan ibadah haji tahun ini dari kerja keras selama ini. “Alhamdulillah, setelah menabung dari hasil kerja keras, kami akan berangkat haji tahun ini. Semoga tetap sehat dan bisa beribadah dengan baik,” kata Budiyono.

Selain menjual kayu arang, pasangan suami istri asal Kabupaten Semarang ini juga membuat makanan tradisional dari singkong seperti sermier, mentho dan kleyem untuk dijual di lingkungan rumah. “Buat tambahan cari uang, sekaligus tabungan haji. Istilahnya kami ini ati karep bondho cupet [hati punya keinginan tapi harta mepet],” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya