Jateng
Sabtu, 24 September 2022 - 10:20 WIB

Cerita Penjual Akik di Pasar Dargo Semarang, Bertahan Meski Tak Semanis Dulu

Adhik Kurniawan  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu lapak penjual batu akik di Pasar Dargo, Kota Semarang, terlihat didatangi pengunjung, Kamis (23/9/2022). (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Demam batu akik pernah melanda masyarakat di Indonesia, tak terkecuali di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), sekitar tahun 2015-an. Kala itu, banyak masyarakat yang berlomba-lomba memburu batu akik sebagai aksesoris maupun koleksi.

Demam batu akik itu pun membuat para pedagang batu akik di Pasar Dargo, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang, seperti kejatuhan durian runtuh. Setiap hari, lapak dagangannya selalu didatangi pembeli.

Advertisement

Namun, pemandangan itu lambat laun mulai menghilang. Saat ini, pasar batu akik di Kota Semarang tak seramai dulu lagi.

Kendati demikian, para pedagang batu akik di Pasar Dargo, Kota Semarang, masih coba bertahan. Mereka tetap setia menjajakan barang dagangannya untuk memenuhi permintaan pencinta batu akik.

Advertisement

Kendati demikian, para pedagang batu akik di Pasar Dargo, Kota Semarang, masih coba bertahan. Mereka tetap setia menjajakan barang dagangannya untuk memenuhi permintaan pencinta batu akik.

Seperti yang terlihat pada Kamis (23/9/2022) siang. Sejumlah pedagang batu akik di Pasar Dargo, Kota Semarang, itu terlihat sibuk melayani calon pembeli. Memang tidak semua yang datang membeli batu akik. Ada yang datang hanya untuk sekadar melihat koleksi batu akik, tapi ada juga yang datang untuk membeli.

Baca juga: Kisah Katno Bertahan Jual Akik di Pasar Kota Wonogiri, Ini Alasannya

Advertisement

Haryanto mengaku batu akik yang paling sering dicari pembeli adalah jenis mani gajah, ati ayam, kecubung ungu, dan kol buntet. Hal itu dikarenakan batu-batu jenis tersebut dipercaya memiliki daya magis yang mampu membuat keinginan pemakainya terkabul.

“Pembeli itu malah yang paham manfaat dari batunya secara mistis. Saya sendiri juga heran,” ujar Haryanto.

Baca juga: Dinkes: Penderita Alzheimer di Kota Solo Tertinggi se-Jateng

Advertisement

Tak hanya itu, pembeli batu akik juga berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari pejabat, ibu rumah tangga, hingga santri dari luar Kota Semarang. “Tidak cuma laki-laki, ibu-ibu juga tertarik membeli batu akik karena percaya ada khasiatnya. Bahkan anak-anak pesantren dari Jawa Timur sering memesan ke sini,” ujarnya.

Haryanto mengaku batu akik yang dijualnya dibeli dari berbagai orang. Ia membeli dengan harga yang bervariasi mulai Rp50.000 hingga ratusan ribu rupiah. Peminat batu akik dagangannya pun terbilang lumayan. Bahkan, saat pandemi Covid-19 banyak yang membeli batu akik dagangannya secara online.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif