SOLOPOS.COM - Seorang pekerja di CV Batik Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, tengah membuat kain batik tulis, Senin (2/10/2023). (Solopos.com-Hawin Alaina)

Solopos.com, UNGARAN – Menjamurnya pasar online atau e-commerce kerap dijadikan kambing hitam dari sepinya penjualan offline. Meski demikian, rupanya tidak semua penjualan offline yang sepi karena menjamurnya pasar online, salah satunya adalah CV Batik Gemawang yang memasarkan kain batik khas Semarang.

CV Batik Gemawang yang terletak di Desa Gemawang, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng), telah berdiri sejak 2008 silam. Selama 15 tahun itu, Batik Gemawang masih tetap eksis bahkan mengalami peningkatan penjualan dari tahun ke tahun.

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

Pemilik Batik Gemawang, Abdul Khalik Fauzi, menyebut penjualan saat ini yang paling besar berasal dari pasar secara langsung atau penjualan offline. Pemasaran dilakukan melalui stan-stan yang ada di beberapa tempat wisata di Kabupaten Semarang dan sekitarnya.

“Sampai saat ini tahun 2023 ini omzet yang paling besar di atas 80% itu masih kita dapatkan dari penjualan offline di galeri batik Gemawang maupun di Banaran Cafe,” beber Fauzi kepada Solopos.com Senin (2/10/2023).

Diakuinya besarnya pembeli secara langsung karena saat ini masyarakat masih memilih datang ke lokasi untuk melihat dan memilih langsung kain batik. Mereka ingin memastikan batik yang akan dibeli merupakan produk asli dengan teknik cap maupun tulis, dan bukan digital printing.

Secara promosi sendiri Batik Gemawang masih mengandalkan konsumen yang telah membeli Batik Gemawang atau dalam istilahnya getok tular. Hal itu yang membuat penjualan batik Gemawang masih didominasi penjualan secara langsung.

Meski begitu, saat ini Fauzi juga sudah merambah pasar online untuk mengikuti perkembangan zaman. Dirinya melihat ada kenaikan dari sisi penjualan secara online, namun hasilnya belum signifikan.

“Ada peningkatan omzet dari penjualan di marketplace. Tapi kita masih mengalami sedikit kesulitan pemasaran melalui marketplace atau media online,” ungkap Fauzi.

Kesulitan itu kata Fauzi, sebagian besar pembeli Batik Gemawang masih menginginkan melihat sendiri produk yang diinginkan secara offline. Kendati demikian, dirinya mengakui jika pelaku UMKM saat ini mesti harus mengikuti perkembangan zaman dengan merambah pasar online.

“Para perajin batik tentu harus mulai merambah pasar marketplace. Sebab biasanya pelanggan-pelanggan yang sudah biasa membeli batik di Gemawang ini sudah tidak ragu untuk melakukan transaksi di kemudian hari melalui marketplace,” beber Fauzi.

180 Motif

Fauzi menyebut saat ini motif batik Gemawang miliknya sudah memiliki sekitar 180 motif. Terdiri dari perpaduan motif klasik dan motif yang lebih kekinian. Salah satu motif andalannya adalah motif legenda Rawa Pening, Candi Gedong Songo, dan motif-motif daun kopi.

Untuk teknik pembuatan batik, kata Fauzi, batik Gemawang selain ada teknik cap, juga ada teknik tulis secara manual. Selain itu, untuk batik tulisnya batik Gemawang menggunakan pewarna alam dari indigofera, kayu mahoni, dan ekstrak biji kopi. Semuanya memanfaatkan kekayaan alam yang ada di Desa Gemawang.

“Sampai sekarang sudah banyak pewarna alam lain yang kita gunakan selain indigofera, mahoni, dan juga kopi,” jelas Fauzi.

Dikatakan, untuk harga batik tulis di Batik Gemawang, kata Fauzi, mulai dari harga Rp700.000 untuk batik tulis menggunakan pewarna sintetis dan Rp1 juta untuk batik tulis menggunakan pewarna alami. Sementara untuk batik cap dibanderol mulai Rp150.000.

Batik Gemawang Semarang saat ini sudah dipasarkan di beberapa tempat seperti Kabupaten Semarang, Kota Semarang, Magelang, Salatiga, dan Yogyakarta. Untuk bisa melihat produk Batik Gemawang secara langsung bisa menyambangi stan di Banaran Cafe Semarang maupun Kampoeng Kopi Semarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya