SOLOPOS.COM - Pekerja di Sapu Up-Cycling Salatiga saat membuat tas dari ban dalam mobil dan tenda bekas yang akan diekspor ke Eropa, Jumat (28/7/2023). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA — Jika biasanya ban dalam mobil dan tenda bekas hanya menjadi barang yang tak terpakai, ditangan Sindhu Prasastyo, barang bekas itu bisa disulap menjadi tas, dompet, dan aksesori gelang serta gantungan kunci.

Meskipun barang bekas, ternyata Sindhu dengan nama brand-nya Sapu Up-Cycling mampu menembus pasar Eropa dan Amerika.

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

Di rumah produksi miliknya di Kelurahan Randuacir RT 004/RW 010, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, Sindhu bercerita awal mula ide pembuatan tas dari ban dan tenda bekas. Semula, dirinya ikut bergabung dalam komunitas lingkungan hidup di Salatiga, namanya Tanam untuk Kehidupan.

“Di situ saya masuk di divisi kreatif. Saya bergabung dari tahun 2006, sekitar 4 tahun, di tahun 2010, saya baru bikin tas dari ban bekas mobil ini,” kata pria yang akrab disapa Sindhu ini kepada Solopos.com, Jumat (28/7/2023).

Diakuinya dari komunitas itu Sindhu melihat potensi barang bekas yang bisa dibuat kerajinan tidak hanya plastik. Namun ada ban bekas dan tenda-tenda bekas.

“Saya mencoba mengembangkan material limbah yang lainnya, yang ada di lingkungan sekitar. Terus itu diolah menjadi apa saja. Jadi awal mulanya dulu dari yang kecil-kecil, aksesori gelang, kalung, ke dompet tas atau sampai sekarang ke furnitur perabotan rumah tangga,” terang dia.

Sindhu mengaku pertama merintis usahanya tidak langsung bisa masuk ke pasar Eropa. Namun di tahun 2010 itu, dirinya hanya berjualan di pasar lokal.

Dirinya menyadari jika produk daur ulang seperti ini akan lebih mendapatkan penghargaan di pasar Eropa. Dari situ, ia mulai menggaet para wisatawan yang kebetulan berkunjung di Indonesia dengan ikut pameran.

“Saya melihat potensi, Indonesia itu kan punya pasar pariwisata yang lumayan. Di Jogja, apalagi Bali, terus saya coba ikut pameran-pameran di sana. Dan seperti harapan saya waktu itu. Masyarakat, terutama Eropa, dari luar itu, penghargaan akan produk seperti ini tinggi,” beber Sindhu.

Berawal dari pameran itu, produk Sapu Up-Cycling mendapatkan perhatian dan ada pembeli dari luar negeri langsung. Hal itu seperti Inggris, Prancis, dan Belgia yang secara rutin memesan produk buatan Salatiga itu.

Diakuinya pasar terbesar saat ini Eropa, angkanya mencapai 70%. Sisanya, di pasar lokal seperti Yogjakarta, Bali, dan Jakarta.

Meskipun sempat terpuruk ketika pandemi Covid-19 melanda, sejak awal tahun 2023 ini produksi tas dari ban dalam mobil dan tenda bekas mulai menggeliat. Pasar Eropa dan Amerika menjadi sasaran utamanya. Hal itu, lanjut Sindhu karena masyarakat Eropa memiliki pendidikan yang tinggi dan peduli terhadap lingkungan hidup.

“Mereka lebih peduli terus penghargaan mereka akan produk yang melestarikan lingkungan sangat baik. Ada kebanggaan dari mereka jika memakai produk daur ulang,” terang dia.

Saat ini, di rumah produksi miliknya, Sindhu mengaku telah membuat 50 produk. Mulai dari tas, dompet, gantungan kunci, hiasan, dan perabotan makanan. Semuanya berasal dari bahan bekas.

Keunikan tas dari ban dan tenda bekas sendiri adalah modelnya cukup kekinian. Sehingga sangat fashionable jika dipakai untuk ke kantor maupun bersantai.

Guna membuat tas itu, membutuhkan dua bahan. Masing-masing ban dalam truk bekas dan tenda bekas yang dijahit sesuai dengan pola.

“Kalau bahan mendapatkan cukup mudah. Sudah ada agen yang menyetorkan. Mereka juga sudah tahu kualitas apa yang kita cari, seperti ban yang tidak gampang lengket,” bebernya.

Produk Sapu Up-Cycling seperti dompet dijual mulai dari Rp150.000-Rp350.000, sementara untuk tas mulai dari harga Rp300.000-Rp1,2 juta. Sebelum pandemi Covid-19, produk Sindhu bisa mencapai 1.000 barang. Namun saat ini mulai bangkit kembali dengan produksi 400 barang setiap bulannya.

Ke depan, Sindhu bertekad akan membuat produk dengan bahan bekas lainnya. Seperti dari material jok pesawat bekas dan barang-barang lainnya yang memungkinkan dipadukan dengan produk tas dan dompet miliknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya