SOLOPOS.COM - Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng, Sumarno (tengah) bersama Kepala Dinas Pelayanan Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng, Sakina Rosellasari (kiri), saat pembukaan CJIBF di Taman Lumbini Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Senin (21/8/2023) malam. (Solopos.com/Adhik Kurniawan).

Solopos.com, MAGELANG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) melalui Dinas Pelayanan Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng, kembali menggelar Central Java Investment Business Forum (CJIBF). Membawa tema Circular Economy for Central Java Sustainable Growth, ajang temu investor bergengsi tahun 2023 ini menawarkan proyek-proyek ramah lingkungan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng, Sumarno, mengatakan CJIBF bertujuan untuk menarik investor agar menanamkan modalnya di wilayah Jateng. Selain itu, investasi juga diklaim bakal menjadi solusi untuk menambah lapangan pekerjaan.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

“Maka tentu saja dampaknya [investasi] ada pada kesejahteraan masyarakat Jateng. Namun untuk menuju ke sana [sejahtera] butuh peran serta dari semua pihak, salah satunya dari dunia usaha,” kata Sumarno saat pembukaan CJIBF di Taman Lumbini Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Senin (21/8/2023) malam.

Tak hanya fokus meningkatkan investasi, terang Sumarno, kelestarian lingkungan berkelanjutan juga bakal menjadi perhatian utama dalam mendongkrak perekonomian di Jateng. Menurutnya, pertumbuhan investasi tak hanya sekadar tumbuh, namun juga harus memerhatikan soal kelestarian lingkungan melalui program-progam yang ditawarkan.

“Jadi kalau kita bicara circular ekonomi dan green ekonomi menjadi PR [pekerjaan rumah] kita, karena bicara bicara sustainable, kelestarian lingkungan keberlanjutan, itulah yang jadi kunci utama. Maka tidak sekadar tumbuh, tapi soal kelestarian, kita akan arahkan ke sana,” akunya.

Lebih Jauh, Pemprov Jateng juga mewanti-wanti agar tak ada petugas yang mencoba memeras atau melakukan pungutan liar (pungli) ke investor. Sehingga, pihaknya meminta DPMPTSP agar berperan sebagai fasilitator dan bukan portal.

“Kalau sebagai portal, orang mau lewat bayar dulu, tapi ini fasilitator. Sehingga setelah berminat di Jateng, saya minta tema-teman untuk fasilitasi dan berikan kemudahan. Karena bila sudah dalam genggaman, jangan sampai lari,” pintanya.

Rp18,4 Triliun

Kepala DPMPTSP Jateng, Sakina Rosellasari, menyampaikan ada rencana investasi senilai Rp18,4 triliun dari proyek yang ditawarkan dalam CJIBF 2023. Tak hanya itu, pihaknya juga menawarkan 21 proyek investasi kepada para calon investor mulai dari sektor infrastruktur dan energi, manufaktur, agrokultur, serta pariwisata dengan total nilai investasi dari proyek-proyek tersebut mencapai Rp100 triliun.

“CJIBF tadi diawali dengan one on one meeting, kami siang tadi sudah lakukan one on one dengan investor dalam dan luar negeri, dan tercatat kepeminatan ada di Rp18,5 triliun. Dengan ini kami intensif lakukan pendampingan sehingga betul-betul terjadi realisasi investasi,” kata Sakina.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menargetkan target penanaman modal sebesar Rp65,70 triliun di tahun 2023 ini. Oleh sebab itu, adanya CJIBF 2023 diyakini bisa menjadi awal momentum agar target yang ditetapkan oleh BKPM atau Kementerian Investasi bisa tercapai.

“Saat ini realisasi investasi di Jateng mencapai Rp27,07 triliun. Kita akan berikhtiar, dan ini [CJIBF] dibuat untuk menggenjot itu [target]. Kita akan coba jemput bola, termasuk hari ini ada pertemuan Menteri Ekonomi Asean, kita lobi agar menjaring investasi lebih banyak. Jadi enggak hanya mengandalkan satu event, tapi setiap event menjadi bagian mempercepat investasi,” tutup Ganjar.

Sementara itu, sejumlah proyek yang diklaim ramah lingkungan yang ditawarkan Pemprov Jateng dalam CJIBF 2023 ini antara lain pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) medis di Kota Surakarta, transformasi TKL ecopark Kota Magelang, pembangunan industri penyulingan melati di Pemalang, dan pengembangan industri kelapa terpadu di Cilacap.

Selain itu ada juga proyek sentra industri perikanan di Pati, pengolahan limbah B3 medis di Kota Tegal, industri udang terpadu di Cilacap, pengembangan aqua edu culture park di Pulau Panjang Jepara, dan pengembangan pembenihan ikan nila salin tilapia di Pati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya