Jateng
Jumat, 28 April 2023 - 20:19 WIB

Cuaca di Semarang Panas saat Siang dan Hujan ketika Petang, Ini Penjelasan BMKG

Adhik Kurniawan  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kepanasan. (Freepik)

Solopos.com, SEMARANG — Beberapa hari terakhir cuaca di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), terkesan tidak menentu dan kurang memberikan kenyamanan karena tergolong panas. Meski demikian, cuaca panas itu hanya terjadi di siang hari karena saat petang atau mendekati malam, beberapa wilayah justru diguyur hujan.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Meteorologi Ahmaad Yani Semarang, suhu udara di Kota Semarang saat kondisi normal di kisaran 24-34 derajat Celcius. Namun selama sepekan terakhir, suhu udara di Kota Semarang bisa di atas 34 derajat Celcius.

Advertisement

Seorang warga asal Kendal yang merantau di Kota Semarang, Elyn Windiyastuti, 25, mengaku cuaca di Semarang yang panas dan terik sudah terjadi sepekan terakhir. Namun menjelang malam hari, hujan kerap turun di wilayahnya yang terlat di Randusari, Kecamatan Gajahmungkur.

“Iya, panas banget kalau siang. Tapi biasanya, kalau siangnya sudah panas, sorenya pasti hujan,” kata Elyn kepada Solopos.com, Jumat (28/4/2023) petang.

Advertisement

“Iya, panas banget kalau siang. Tapi biasanya, kalau siangnya sudah panas, sorenya pasti hujan,” kata Elyn kepada Solopos.com, Jumat (28/4/2023) petang.

Sementara itu, Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Giyarto, menjelaskan cuaca yang tak menentu ini normal terjadi ketika peralihan musim atau pancaroba. Kendati demikian, ia tak menampik bila cuaca di Kota Semarang sedikit lebih panas dibandingkan hari-hari normal biasanya.

“Tapi suhu beda dengan panas. Namun, pada prinsipnya, kasus beberapa hari belakangan ini memang suhu meningkat [lebih panas],” pungkas Giyarto.

Advertisement

“Banyak faktor, di antaranya karena pengaruh meningkatnya radiasi matahari (UV), faktor konvektivitas, dan juga kondisi dinamika atmosfer harian yang fluktuatif. Terus tutupan lahan [gedung-gedung dan aspal jalanan], karena bisa menambah efek panas, bisa memantulkan energi panas yang ada,” jelasnya.

BMKG Meteorologi Ahmad Yani Semarang memprediksi anomali cuaca atau cuaca tak menentu ini masih berpotensi terjadi hingga sekitaran Mei-Juni. Namun, untuk cuaca panas yang cukup menyengatt, akan menurun atau bakal tidak dalam kondisi panas lagi.

“Karena nanti akan terpengaruh oleh monsun Australia (udara dingin),” ungkapnya.

Advertisement

BMKG Meteorologi Ahmad Yani Semarang mengimbau masyarakat agar tidak perlu panik menyikapi informasi UV harian tersebut. Kemudian diminta untuk selalu mengikuti dan melaksanakan himbauan respon bersesuaian yang dapat dilakukan untuk masing- masing kategori index UV, seperti menggunakan perangkat pelindung atau tabir surya apabila melakukan aktifitas di luar ruangan.

Sekadar informasi, belakangan ini ramai dikabarkan jika kondisi suhu udara yang panas dikaitkan dengan fluktuasi radiasi ultraviolet (UV) dari sinar matahari. Pasalnya, hampir sebagian besar negara-negara di Asia Selatan masih terdampak gelombang panas atau heatwave, yakni di antaranya seperti Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand dan Laos yang telah melaporkan kejadian suhu panas lebih dari 40 derajat celcius, dan berlangsung beberapa hari belakangan.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif