Jateng
Jumat, 9 Februari 2024 - 19:15 WIB

Curhatan Sopir Bus AKDP akibat Jalur Pantura Timur Demak-Kudus Lumpuh

Adhik Kurniawan  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tangkapan layar yang memperlihatkan kondisi kemacetan di Jalur Pantura Demak-Kudus. (Instagram @demakhariini).

Solopos.com, DEMAK – Akses Jalur Pantura Timur Demak-Kudus hingga Jumat (9/2/2024) masih lumpuh akibat banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng), sejak Kamis (8/2/2024). Lumpuhnya Jalur Pantura Timur Kudus-Demak ini pun dikeluhkan para pengguna jalan, terutama sopir bus antar kota dalam provinsi (AKDP).

Informasi yang dihimpun Solopos.com, ketinggian air di Jalur Pantura Timur Demak-Kudus saat ini masih mencapai 2 meter. Imbasnya para sopir yang terlanjur terjebak harus menginap dan menunggu hingga banjir surut.

Advertisement

Sopir Bus Travel Kencana Jepara-Semarang, Budi, membenarkan bila banjir di Demak ini membuat biaya operasionalnya membengkak. Selain itu, ia harus menempuh waktu hingga 6 jam untuk bisa sampai Semarang.

“Normalnya 3-4 jam sampai Jepara-Semarang. Oleh karena ada banjir, Jalur Welahan macet karena jadi alternatif. Jadi harus memutar melewati Wedung, keluar Demak, kemudian Semarang. Tapi capek, makanya sehari hanya bisa dua kali pulang pergi. Belum lagi biaya bensin mencapai Rp224.000. Padahal, biasanya Rp150.000,” keluh Budi kepada Solopos.com, Jumat (9/2/2024).

Belum lagi, lanjut Budi, banyak penumpang yang mengeluh dan khawatir dengan waktu tempuh yang lama. Sebab, para penumpang travel ada yang harus mengejar tiket pesawat maupun kereta.

Advertisement

“Stres kadang, mereka minta cepat-cepat takut enggak keburu [naik pesawat/kereta],” bebernya.

Terpisah, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Semarang, Bambang Pranoto Purnowo, membenarkan bila banyak sopir AKDP yang mengeluh akibat banjir di Demak. Apalagi banjir juga membuat jumlah penumpang mengalami penurunan drastis.

“Tentu berdampak terhadap penumpang. Belum lagi waktu tempuhnya nambah yang imbasnya ke biaya operasional. Catatan Organda ada sekitar 200 bus AKDP yang melintas di jalur sana,” ujar Bambang.

Advertisement

Bambang menceritakan sopir bus yang memutar karena tak dapat menerabas banjir itu harus rela menambah waktu perjalanan hingga 2 jam. Namun apabila ada kemacetan di jalur alternarif atau memutar itu, maka dimungkinkan waktu tempuhnya menjadi lebih lama.

“Operasionalnya yang biasanya hanya Rp500.000kalau lewat Demak-Kudus, sekarang minimal bisa membengkak mencapai Rp650.000, karena harus memutar dulu melalui Jalur Welahan. Terus bisa juga lewat Gubug kalau mau ke Kudus,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif